PBB Desak Gencatan Senjata Kemanusiaan di Gaza: Prioritaskan Keselamatan Warga Sipil
rakyatnesia.com – Pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali mengeluarkan seruan untuk mencapai gencatan senjata kemanusiaan di Gaza, dengan harapan bantuan dapat diantarkan kepada 2,2 juta orang yang terjebak dalam konflik sengit antara Israel dan Hamas.
Kepala kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, seperti dikutip oleh kantor berita AFP pada Sabtu (18/11/2023), menyatakan, “Sebut saja apa yang Anda mau, tapi persyaratannya, dari sudut pandang kemanusiaan, sederhana saja. Hentikan pertempuran agar warga sipil dapat bergerak dengan aman.”
Dengan tegas, Griffiths menambahkan, “Kami tidak meminta bulan. Kami meminta langkah-langkah dasar yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan penting penduduk sipil dan membendung krisis ini.” Selain itu, Griffiths juga menyerukan pembebasan seluruh sandera yang ditahan di Gaza tanpa syarat.
Sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas di Israel selama serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Sekitar 240 orang juga disandera, menurut para pejabat Israel.
Di Gaza, 12.000 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dalam serangan Israel yang tiada henti, kata para pejabat di Gaza yang dikuasai Hamas.
“Berikan masyarakat Gaza istirahat dari hal-hal buruk yang menimpa mereka selama beberapa minggu terakhir ini,” pinta Griffiths.
Griffiths pun menyerukan pembukaan lebih banyak perlintasan perbatasan ke Gaza, terutama pos pemeriksaan Kerem Shalom, yang memungkinkan 60 persen barang masuk ke wilayah Gaza sebelum dimulainya perang Hamas dan Israel.
Saat ini, hanya perbatasan Rafah dengan Mesir yang dibuka.
Griffiths juga mengatakan bahan bakar sangat penting untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan dan “menjaga orang tetap hidup.”
Dia juga menyerukan peningkatan akses bagi organisasi kemanusiaan yang beroperasi di Gaza, dan memungkinkan warga sipil untuk pindah ke daerah yang lebih aman.
Respons kemanusiaan ini akan menelan biaya sekitar US$1,2 miliar, dan sejauh ini baru US$132 juta yang diterima, katanya.
Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, juga menyerukan gencatan senjata “atas dasar kemanusiaan dan hak asasi manusia, dan diakhirinya pertempuran.”
“Tidak hanya untuk menyalurkan makanan yang sangat dibutuhkan dan memberikan bantuan kemanusiaan yang berarti, namun juga untuk menciptakan ruang bagi jalan keluar dari kengerian ini,” katanya.