rakyatnesia.com – Beberapa negara, termasuk Yordania, Qatar, Mesir, dan Arab Saudi, menolak usulan Presiden Iran, Ebrahim Raisi, untuk memberlakukan embargo minyak terhadap Israel sebagai upaya untuk mengakhiri agresi di Palestina.
Raisi menyampaikan usulan ini dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) luar biasa antara Liga Arab dan Organisasi Kerja sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi, pada Sabtu (11/11).
Dalam pidatonya, Raisi mengajukan permintaan agar negara-negara Islam memberlakukan sanksi internasional terhadap Israel. Meskipun Raisi menyatakan bahwa tidak ada cara lain selain melawan Israel, beberapa negara menolak tindakan embargo minyak sebagai solusi efektif dalam penyelesaian konflik di wilayah Palestina.
Namun, seruan Raisi mendapat penolakan dari beberapa negara yang hadir, seperti Mesir, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), dan Yordania.
Negara-negara Arab yang sudah menjalin hubungan diplomasi dengan Israel menyatakan penting untuk tetap menjaga saluran terbuka dengan pemerintahan Netanyahu.
Mesir sebelumnya telah membuat perjanjian damai dengan Israel pada 1979 atas peristiwa Perang Arab-Israel 1948. Begitu juga Yordania yang menandatangani perjanjian damai pada 1994. Negara UEA dan Bahrain menormalisasi hubungannya dengan Israel pada 2020 melalui Abraham Accords.
Embargo minyak dan barang Israel bukan satu-satunya tuntutan Raisi untuk menghukum Israel. Dilansir dari Anadolu Agency, Raisi meminta penghentian total penyerangan Israel, pencabutan pengepungan, penarikan pasukan Israel di Gaza, menetapkan tentara Israel sebagai organisasi teroris, serta pemutusan hubungan diplomatik negara-negara Islam dengan Israel.
Tuntutan Raisi ini mendapatkan reaksi pro dan kontra dalam konferensi, terutama terkait penetapan tentara Israel sebagai organisasi teroris. Negara Arab juga bersikeras bahwa Israel dan Palestina harus hidup berdampingan yang sesuai dengan perbatasan 4 Juni 1967.
Walaupun timbul berbagai perdebatan dalam konferensi ini, disepakati poin-poin penting resolusi yang bertujuan untuk menghentikan agresi Israel di Palestina.