Diduga Alami Depresi, Seorang Warga Mediyunan Nekat Gantung diri di Pohon Bambu

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Gantung diri terjadi lagi di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur. Kali ini, korban seorang pria bernama Madi bin Baridin (65) warga Desa Mediyunan, RT 003, RW 001, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, yang nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di pohon bambu, Sabtu (11/11/2017) sekira pukul 05:00 wib.

Kejadian nahas itu, diketahui sendiri oleh isteri korban bernama Lasni (60). Saat itu, isteri korban usai sholat subuh, lalu mencari suaminya, ternyata tak ada di dalam rumah. Sehingga dia mencari keluar rumah melalui pintu belakang. Ternyata korban diketahui telah menggantung di pohon bambu yang ada di pekarangan belakang rumahnya itu.

Selanjutnya, isteri korban berlari masuk rumah dan membangunkan adik korban yang bernama Sani, untuk bersama-sama melihat kondisi korban. Tak lama kemudian datang Tekno yang juga turut melihat kondisi korban sudah tak bernyawa menggantung di pohon bambu itu.

Meihat kejadian itu, akhirnya pihak keluarga korban melaporkan kejadian itu ke Kepala desa Mediyunan Hariyadi, selanjutnya laporanh diteruskan ke Mapolsek Ngasem, untuk memperoleh penanganan lebih lanjut.

Kapolsek Ngsem AKP Dumas Barutu,SH, kepada rakyatnesia.com membenarkan adanya korban bunuh diri dengan cara gantung diri yang menimpa Madi (65) seorang warga Desa Mediyunan, RT 003, RW 001, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Sabtu (11/11/2017) sekira pukul 05:00 wib.

Memperoleh laporan tersebut, pihaknya langsung menuju ke TKP (Tempat Kejadian Perkara) untuk melakukan evakuasi korban, olah TKP dan menanyai para saksi mata dalam kejadian tersebut.

“Dalam kejadian tersebut Polsek Ngasem, berhasil mengamankan tali tampar plastik warga kuning yang dipakai korban untuk gantung diri, Pakaian Kaos pendek warna ungu dan celana pendek warna biru, sebagai barang bukti atas kejadian gantung diri tersebut,” tegas Kapolsek Ngsem AKP Dumas Barutu,SH.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, mayat korban panjang 165 centi meter, rambut hitam beruban, kulit sawo matang dan mulut korban berbusa. Sedangkan, tali simpul dari pohon bambu 80 centi meter dan panjang tali yang diikatkan dari pohon ke tanah panjang 225 centi meter.

Dari pemeriksaan medis yang dilakukan oleh petugas Puskemas Ngasem menyebutkan korban meninggal dunia murni karena gantung diri. Sebab, tak ditemukan bukti kekerasan atau pengniayaan di tubuh korban.

Pihak keluarga tak memperbolehkan korban diotopsi dengan membuat surat pernyataan bermaterai. Mereka menyatakan, tak akan menuntut siapapun dalam masalah tersebut. Sehingga jasad korban langsung diserahkan kepada keluarganya untuk segera dimakamkan.

Menurut pengakuan isteri korban, selama ini korban menderita sakit batuk dan mag yang menahun dan tak sembuh-sembuh. Sehingga, dimunginkan korban depresi karena sakitnya itu sehingga mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. **(Yan/Red).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar