Kisah Dibalik Tergulingnya Perahu berpenumpang, Di Tambangan Kanor – Rengel

Sukisno

Kisah Dibalik Tergulingnya Perahu berpenumpang, Di Tambangan Kanor – Rengel
Bagikan

Suasana duka, menyelimuti Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa timur. Pasalnya, sebuah perahu penumpang milik Pemerintah Desa (Pemdes) Semambung itu, terguling atau terbalik saat hendak menyeberangkan penunpang itu, Rabu (2/11/2021) sekira pukul 09:30 WIB.

Berdasarkan penuturan seorang warga yang berinisial PJ (51), bahwa selama ini belum pernah ada laka air hingga menyebabkan perahu terbalik hingga menyebabkan korban meninggal seperti saat ini.

“Tambangan itu ada sejak dulu kala dan tak pernah terjadi perahu terguling di situ. Bahkan, pernah ada perahu tabrakan hingga petahu naik perahu saja, itu nggak sampai ada korban jiwa seperti kejadian saat ini,” keluhnya.

Pembangunan jembatan Kanor – Rengel (Ka-Re), menjadi rasan-rasan warga setempat. Akibat mendirikan tiang pancang jembatan sehingga kanan – kiri jembatan dibendung (Diembong, Jawa red), sehingga separo lebih Bengawan solo itu tertutup.

Hanya bagian tengah sekitar separo dari lebar bengawan yang bisa dilintasi air sehingga aliran air cukup deras dan menghantam perahu yang melintas sehingga membuat perahu yang terbuat dari besi itu miring-miring hingga akhinya terguling.

Di saat perahu terguling, ada melintas perahu yang hendak mengambil pasir dengan cara manual di sekitar tambangan itu, sehingga tukang tambang pasir itu bisa mengangkut sebagian penumpang dan mereka yang berhasil diangkut oleh tukang penambang pasir itu berhasil terselamatkan.

Sedangkan, mereka yang tak tertolong oleh perahu pasir itu, hanyut terbawa derasnya aliran sungai terpanjang di Pulau Jawa itu. Sehingga mereka dinyatakan hilang dan dilakukan pencarian yang sudah berlangsung selama 3 (tiga) hari, yakni  sejak kejadian Rabu (3/11/2021) hingga Jum’at (5/11/2021).

Berdasarkan pantauan rakyatnesia.com di lokasi kejadian menyebutkan, memang benar sejak didirikan tiang pancang jembatan Ka-Re itu, Bengawan Solo yang berada di Tambangan Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Bojonegoro menuju ke Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Tuban itu, dibendung separo dari lebar bengawan tersebut.

Akibat lebar bengawan dibendung sekitar 50 persen itu, membuat air berkumpul ditengah dan melaju dengan sangat derasnya dan membuat pusaran air di situ. Sehingga, bisa membahayakan perahu berpenumpang yang hendak menyeberangi bengawan itu.

Sejak kejadian laka air itu, pemyeberangan perahu berpenumpang dari wilayah Kanor ke wilayah Rengel atau sebaliknya itu, kini ditutup oleh pihak Kepolisian. Selama tiga hari sejak kejadian Tim SAR dari Kabupaten Tuban dan Bojonegoro dengan dibantu oleh Polri, TNI, Damkar, Dishub, Brimob, Basarnas, BPBD Jatim melakukan pencarian korban.

Data sementara yang berhasil diperoleh di Pos Bantu BPBD Bojonegoro Jum’at (5/11/2021) sekira pukul 13:30 WIB, menyebutkan, 10 penumpang selamat, 4 korban telah ditemukan dalam kondisi meninggal dan 5 orang masih dalam pencarian.

“Jumlah penumpang sementara 18 orang, termasuk driver pembantunya dan terdapat 9 sepeda motor. Namun, tadi padi ada laporan dari keluarga korban warga Ngandong, Kecamatan grabagan, Tuban,” ungkap relawan di Posko Bantu Tim SAR yang berada di Semambung, Kanor itu,” ungkapnya.

Ditambahkannya, tadi pagi ada 1 keluarga korban melaporkan ke Posko jika kelurganya bepergian dengan dibonceng sepeda motor oleh Agus Tutin yang telah ditemukan meninggal dunia, dalam laka air perahu terbalik di Penyeberangan Bengawan solo, yang biasa disebut Tambangan Ngemblo itu.

Berdasarkan pantauan rakyatnesia.com menyebutkan, di hari ketiga Jum’at (5/11/2021) pencarian masih dilakukan baik oleh Tim SAR di wilayah Tuban dan Bojonegoro tersebut.

**(Kis/Red).

Bagikan

Also Read