PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza atas Korban Warga Sipil : Cukup, Sudah Cukup!
rakyatnesia.com – Pemimpin 18 badan utama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan pernyataan bersama yang luar biasa langka.
Mereka mengungkapkan kemarahan mereka terhadap jumlah korban warga sipil yang tewas di Gaza dan menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan segera” dalam konflik antara Israel dan Hamas.
“Dalam hampir sebulan terakhir, dunia telah menyaksikan dengan terkejut dan kepedihan situasi di Israel dan wilayah pendudukan Palestina, dengan meningkatnya jumlah nyawa yang hilang,” kata para pemimpin PBB, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita AFP pada Senin (6/11/2023).
Para pimpinan 18 badan PBB, termasuk UNICEF, Program Pangan Dunia (WFP), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), merinci jumlah korban jiwa yang mengenaskan di kedua belah pihak sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober yang dimulai dari Gaza ke Israel.
Menurut otoritas Israel, serangan Hamas ini mengakibatkan sekitar 1.400 orang tewas, yang sebagian besar adalah warga sipil.
Israel kemudian membalas dengan serangan udara dan artileri tanpa henti yang telah menewaskan lebih dari 9.000 orang, sebagian besar warga sipil, kata Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza.
“Seluruh penduduk dikepung dan diserang, tidak diberi akses terhadap kebutuhan penting untuk bertahan hidup, dibombardir di rumah, tempat penampungan, rumah sakit dan tempat ibadah mereka. Ini tidak dapat diterima,” imbuh pernyataan tersebut.
Para pimpinan badan-badan PBB itu meminta Hamas untuk membebaskan lebih dari 240 sandera yang mereka sandera dalam serangan tersebut.
Mereka juga mendesak kedua belah pihak untuk menghormati kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional ketika perang berkecamuk.
Para pemimpin PBB tersebut mengatakan bahwa lebih banyak makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar harus diizinkan masuk ke Gaza untuk membantu penduduk yang terkepung ketika Israel menyerang dengan tujuan menghancurkan Hamas.
“Kita memerlukan gencatan senjata kemanusiaan segera. Sudah 30 hari berlalu. Cukup sudah. Ini harus dihentikan sekarang,” kata pernyataan itu.