Pemilik Sawah Semangka Di Karanggeneng, Kab Lamongan Susah Karena Sawahnya Terendam Air

moch akbar fitrianto

Pemilik Sawah Semangka Di Karanggeneng, Kab Lamongan Susah Karena Sawahnya Terendam Air
Bagikan

Berita Lamongan – Beberapa hari ini curah hujan memang tengah tinggi di kawasan Lamongan. Ternyata berakibat buruk bagi para petani Semangka dan Melon di Lamongan karena sawahnya teredam air. Para Petani tersebut hanya bisa pasrah membiarkan semangkanya terendam air. Salah satu petani semangka dan melon yang ada di Desa Banteng Putih, Kecamatan Karanggeneng, Yanto mengaku curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir merusak tanaman semangka dan melonnya. Petani, aku Yanto, seharusnya bisa menikmati panen kini terpaksa harus gigit jari.

Baca Juga  Kecamatan Paling Sepi Di Lamongan, Ada Di Bluluk dan Sukorame

“Tanaman semangka dan melon terendam air sehingga membusuk, selain itu ada serangan hama tikus juga,” kata Yanto kepada wartawan, Rabu (4/11/2020).

Satu hektar lahan, menurut Yanto, biasanya bisa menghasilkan 2 ton semangka atau melon. Jumlah tersebut jika habis terjual bisa menghasilkan uang setidaknya Rp 35 juta. Sementara, biaya produksi selama menanam semangka atau melon ini mencapai hampir Rp 10 juta.

“Dengan adanya cuaca buruk dan serangan hama tikus ini, petani rata-rata hanya memperoleh uang Rp 1 juta/hektar. Sangat jauh dari biaya produksi yang telah kami keluarkan,” akunya.

Baca Juga  Gempa Hari Ini Di Tuban, Terasa Sampai Gedung Pemkab Lamongan, Pegawai Berhamburan

Kondisi ini, terang Yanto, diperparah dengan harga semangka dan Melon yang juga anjlok. Jika sebelumnya harga semangka atau melon Rp 5 ribu hingga Rp 6 ribu/kg, kini hanya seharga Rp 1.400 saja. Akibat gagal panen ini, hasil panen yang biasanya bisa mencapai hasil maksimal kini dibiarkan saja membusuk di sawah.

“Pasrah saja mas, semoga musim depan cuaca lebih bersahabat dan serangan hama tikus bisa dikendalikan,” harap Yanto.

Kondisi serupa juga diakui oleh Yuli, petani semangka dan melon Desa Latukan, Kecamatan Karanggeneng. Yuli juga menyebut petani semangka di desanya juga mengalami hal yang sama. Yuli menyebut, petani di desanya juga pasrah dengan kondisi cuaca buruk yang menimpa tanaman mereka.

Baca Juga  Polsek Lamongan Kota Rutinkan Tadarus Al-Quran Untuk Mengisi Kegiatan Ramadhan

“Sama mas (terkena cuaca buruk), pasrah saja,” aku Yuli.

Sekedar diketahui, salah satu sentra tanaman semangka dan melon di Lamongan terdapat di Desa Latukan dan Desa Banteng Putih, Kecamatan Karanggeneng. Di dua desa ini, ada lebih 200 hektar lahan pertanian yang di musim kemarau ditanami buah melon, semangka, sunrise serta Apolo.

https://rakyatnesia.com/11/05/36683/progress-pembangunan-jembatan-cincim-babat-kapan-bisa-digunakan-lagi/
Bagikan

Also Read