Syachrul Anto Meninggal Karena Dekompresi Saat Menyelam Mencari Korban Lion Air JT 610
Nasional – Syachrul Anto Meninggal Karena Dekompresi Saat Menyelam Mencari Korban Lion Air JT 610, Dekompresi menyebabkan kematian dialami oleh Syahrul Anto ketika menyelam untuk melakukan evakuasi Lion Air JT 610. Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) M. Syaugi mengungkapkan bahwa Syachrul Anto ditemukan dalam keadaan pingsan.
Daftar Isi
Dilansir dari Antara News, dekompresi adalah penyakit yang dapat memengaruhi penyelam atau orang lain (seperti penambang) yang berada dalam situasi yang melibatkan tekanan cepat penurunan suhu tubuh.
Syachrul Anto Meninggal Karena Dekompresi
Decompression Sickness disebabkan oleh meningkatnya gelembung nitrogen dalam tubuh.
Ketika bernapas, sekitar 79% dari udara adalah nitrogen.
Ketika turun di air, tekanan di sekitar tubuh meningkat.
Hal ini menyebabkan nitrogen untuk diserap ke dalam jaringan tubuh.
Menurut keterangan M. Syaugi dilansir dari Antara News, Syachrul Anto turun menyelam dengan salah seorang temannya.
Saat temannya sedang melakukan pencarian, Syachrul tiba-tiba tak diketahui keberadaannya.
Baca juga :Â Â Apa Itu Black Box Pesawat Lion Air JT 610 Yang Terus Dicari Basarnas
“Dia ditemukan tim SAR dalam keadaan pingsan,” kata Syaugi di Posko JICT2, Tanjung Priok, Jakarta (3/11).
“Satu pihak sedang mencari sesuatu kemudian menengok satunya sudah tidak ada, ketika dicari ternyata sudah di atas agak jauh,” lanjutnya.
Tim dokter di Kapal Victory menangani Syachrul yang sempat sadar.
Syachrul Anto pun dimasukan ke dalam chamber karena mengalami dekompresi.
Syaugi atas nama Basarnas dan tim gabungan menyampaikan belasungkawa atas kematian Syachrul Anto.
Ia juga memberikan apresiasi kepada para relawan yang membantu evakuasi pesawat Lion Air.
Syachrul Anto, salah satu penyelam anggota Badan SAR Nasional (Basarnas) meninggal dunia saat membantu proses evakuasi puing dan korban pesawat Lion Air.
Kabar duka ini disampaikan salah satu rekan penyelam Syachrul Anto, yakni Yosep Safrudin melalui laman Facebook.
Yosep Safrudin menyebutkan bahwa Syachrul merupakan penyelam yang sangat berpengalaman.
Tak hanya itu, Yosep juga menyebut Syachrul pahlawan kemanusiaan.
Sebab, rekannya itu baru satu minggu kembali dari Palu.
“Divers yang sangat berpengalaman. Tanpa lelah dan rela meninggalkan perusahaan sampai bulanan untuk ikut partisipasi dalam misi kemanusiaan. Baru 1 minggu kembali dari Palu,” kenang Yosep.
Syachrul Anto sempat meminjam alat selam Yosep dan minta diantar ke posko evakuasi JT 610.
“Minta dijemput di Halim 2 hari yang lalu, pinjam alat selamku, minta diantar ke posko evakuasi JT610 di Priok,” lanjutnya.
Yosep juga mengatakan bahwa Syachrul telah beberapa kali terlibat dalam evakuasi korban pesawat dari Lion Air hingga Air Asia bahkan juga kapal Pelni.
Pengertian Dekompresi Yang menyebakan Syachrul Meninggal Dunia
Menurut laman MedScape, dekompresi terjadi usai penyelaman dalam laut atau ruang tertutup (misal proyek pembangunan terowongan bawah tanah) dan kembali lagi menuju permukaan. Namun dekompresi juga bisa terjadi saat tekanan udara dalam pesawat menurun.
Saat menyelam, jaringan tubuh menyerap nitrogen dari tabung gas untuk bernapas untuk menyesuaikan dengan tekanan sekitar. Jika tekanan tersebut berkurang terlalu cepat, nitrogen akan keluar dan membentuk gelembung-gelembung dalam jaringan dan aliran darah.
Baca juga :Â Â Penumpang Selamat Pesawat Lion Air JT 610, Masihkah Ada kemungkinannya ?
Biasanya, kondisi tersebut terjadi akibat penyelam yang melanggar atau terlalu dekat pada batasan Diving table. Diving table adalah tabel yang digunakan untuk menghitung sisa nitrogen yang ada dalam tubuh anda pada saat dan setelah anda melakukan penyelaman.
Gelembung yang terbentuk di dalam atau di dekat sendi merupakan penyebab terduga munculnya rasa nyeri otot. Saat gelembungnya terlalu banyak, reaksi kompleks dapat terjadi di tubuh, biasanya di tulang punggung atau otak. Mati rasa, lumpuh dan gangguan fungsi otak juga bisa terjadi.
Apabila sejumlah besar dekompresi terlewati dan gelembung masuk ke aliran darah pembuluh vena, gejala kongestif di paru-paru dan syok sirkulasi dapat terjadi. Pada kondisi ini, penyelam bisa jadi pingsan dan apabila tak segera ditangani dapat berujung kematian.
Dekompresi dapat terjadi tak diduga dan acak. Faktor utamanya adalah penurunan ambien tekanan, namun ada faktor risiko lain yang diketahui seperti penyelaman dalam atau panjang, air dingin, latihan keras di kedalaman dan terlalu cepat naik ke permukaan.
“Faktor-faktor lainnya yang diduga dapat meningkatkan risiko dekompresi namun belum cukup banyak bukti adalah obesitas, dehidrasi, latihan keras usai naik ke permukaan dan penyakit pernapasan. Ditambah adanya faktor risiko individual, yang menyebabkan beberapa penyelam bisa mengalaminya lebih sering ketimbang yang lain padahal mereka mengikuti pelatihan selam yang sama,” tulis situs Divers Alert Network.
Syachrul Anto Meninggal Karena Dekompresi