Beli 1 Gratis 10 sampai 700 Huruf Arab Dan Latin

Liputan6 (ilustrasi)


Allah Ta’ala berfirman di dalam surat al-An’am [6] ayat 160, “Barang siapa melakukan amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya. Dan barang siapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun.”

Ayat ini merupakan salah satu bukti bahwa Allah Ta’ala Maha Pemurah. Setiap kebaikan yang dilakukan oleh orang yang beriman akan diberi balasan sebanyak 10 sampai 700 kali lipat. Hal ini dipertegas dengan satu hadits panjang yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, Imam at-Tirmidzi, dan Imam an-Nasa’i Rahimahumullahu Ta’ala.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda, “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan, maka baginya sepuluh kali lipat dari kebaikan tersebut. Dan barang siapa menginfaqkan suatu nafkah di jalan Allah Ta’ala, maka baginya tujuh ratus kali lipat.”

Senada dengan ayat ini, Allah Ta’ala juga berfirman di dalam surat al-Baqarah [2] ayat 261.

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia Kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Sayangnya, meski ayat dan hadits ini amat pasti kebenarannya serta mustahil diingkari oleh Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, amat banyak kaum Muslimin yang ragu untuk beramal shalih. Mereka lebih yakin dengan janji-janji manusia dalam bentuk diskon saat berbelanja atau promosi kebutuhan sehari-hari lainnya.

Lihat saja setiap hari dalam kehidupan di sekitar kita. Berapa banyak orang yang berburu diskon di banyak tempat perbelanjaan seraya meninggalkan peluang lipatganda pahala dalam shalat berjamaah.

Mereka lebih memilih menghabiskan waktu berbelanja, makan, dan jalan-jalan hanya karena urusan diskon yang tidak pernah seratus persen, tapi urung mendatangi majlis ilmu yang iming-iming pahalanya jauh lebih besar, berlipat, dan agung.

Alhasil, masjid-masjid menjadi sepi; majlis taklim kosong peminat; kajian-kajian keilmuan tiada didatangi kecuali oleh segelintir orang yang beriman. Dalam waktu bersamaan, banyak pusat perbelanjaan kebanjiran pengunjung. Dan sebagian besarnya beragama Islam.

Allahul musta’an.

Wallahu a’lam. [Pirman/Bersamadakwah]

Exit mobile version