Tembakau Bojonegoro 2016, Laku Tapi Murah Sekali

BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Musim kemarau tahun 2016 ini, membuat petani tembakau di wilayah Kabupaten Bojonegoro, kelimpungan. Pasalnya, hujan yang turun di bulan September hingga Oktober ini, membuat tembakau mereka tak laku dijual. Kalaupun bisa dijual harganya cukup murah, karena kwalitas daunya juga sangat rendah.

Kondisi itu, dialami juga oleh petani tembakau Warsito (45). Petani asal Desa Wedoro RT.04, RW 01, Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur itu, harus mencabuti tanaman tembakaunya karena daunnya sudah tak laku di jual.

“Kemarin, daun tembakau masih laku jual dengan harga tertinggi seribu per kilo gramnya. Tapi harga itu sangat murah karena pada tahun 2015 silam, harga daun basah tembakau jawa per kilo gram nya laku Rp 3 ribu,” kata Warsito, sambil mencabuti pohon tembakau miliknya, Sealasa (25/10/2016).

Hanya saja, dia tetap merasa bersyukur karena tembakau jawa miliknya masih laku, walaupun harganya cukup murah. Karena dia sadar, dengan hujan yang turun setiap hari, maka kwalitas daun tembakau miliknya juga menurun sehingga harganya secara ototmstis juga menurun.

“Alhamdulillah, masih laku dan sudah petik 4 (empat) kali. Kalau yang saya cabuti ini sudah ‘pucuk’an’ daunya kecil-kecil dan tidak laku dijual, makanya saya cabuti. Soalnya, mau saya tanami jagung. Selain itu, tanaman lombok tumpang sari, biar bisa berbuah karena tak lagi tertutup (kayoman, Jawa red) dengan pohon tembakau,” ungkapnya.

Data yang berhasil diperoleh rakyatnesia.com dari Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan, luas tembakau Virginia Voor Oogst (VO) dan Jawa, pada musim tanam tahun 2016 luasnya mencapai 4.035,7 hektare. Tanaman tembakau tersebut tersebar di 20 kecamatan, dengan tanaman terbanyak ada di wilayah Kecamatan Sugihwaras, Kedungadem, Kepohbaru, Temayang dan Ngasem. **(Kis/Puji).

Exit mobile version