Mengaku Sebagai Karyawati Pertamina, Tipu Empat Pemuda di Padangan

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Penipuan tenaga kerja minyak dan gas bumi (migas) kembali bergentangan di wilayah Bojonegoro, terutama targetnya di wilayah barat. Seperti yang dialami MS (50) yang beralamat di Desa Dengok, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, (7/10/2016) lalu.

Pria yang berinisial MS (50), anaknya yang baru lulus SLTA ditawari pekerjaan di migas oleh seseorang yang bernama Sri Irianti (52) dengan memberikan alamat Jl Monginsidi, Desa Sukorejo, Kecamatan Kota Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Wanita yang akrab disapa dengan panggilan Yeni itu, memiliki ciri-ciri berperawakan tinggi besar, rambut potong pendek, dengan penampilan seragam lengkap Pertamina warna merah dengan logonya itu, mengaku bisa memasukkan anaknya MS (50) untuk bekerja di proyek migas termasuk di PEPC (Pertamina EP Cepu) yang berada di Lapangan Migas Jambaran.

Melihat penampilanya yang cukup meyakinkan itu, MS dan istrinya percaya saja. Tidak hanya anaknya, tapi MS juga membantu mencari tenaga kerja yang hendak direkrut oleh Yeni itu. Bahkan MS (50) mengajak anak-anak temanya, untuk ikut bergabung, itung-itung bisa membantu anak-anak temanya yang sedang nganggur.

“Semuanya ada 4 (empat) anak muda yang saya daftarkan ke Bu Yeni. Itung-itung, saya bisa bantu anak-anaknya teman saya dan juga family saya agar bisa ikut bekerja di Proyek migas. Makanya, saya semangat membantu mencarikan tenaga kerja, dengan sasaran anak-anak muda yang baru lulus SLTA,” demikian disampaikan MS (50) kepada rakyatnesia.com, Senin (24/10/2016).

Karena hendak bekerja, 4 anak muda itu, disuruh membuat lamaran yang ditujukan kepada Personalia Pertamina EP Cepu Jambaran. Selain itu, mereka juga diminta untuk mengurus persyaratan lainya seperti pas foto, foto copy ijazah, Kartu Sususnan Keluarga (KSK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan juga SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) serta persyaratan lainya.

Guna melengkapi persyaratan lamaran ke PEPC, 4 (empat) anak yang mendaftar tersebut, diwajibkan membayar biaya adminidtrasi masing-masing Rp 125 ribu. Setelah semua membayar, mereka hendak dibawa ke Tuban dengan tujuan untuk test kesehatan, (8/10/2016). Tapi sayangnya, saat itu Yeni tidak datang dan hingga kini tidak diketahui kemana rimbanya.

“Padahal, saya sudah menyewa mobil Avanza untuk jangka waktu 3 (tiga) hari mengantar anak-anak untuk tes kesehatan ke Tuban. Sewa untuk 3 hari biayanya Rp 1 juta. Tapi, Bu Yeni malah tak datang dan ponselnya dimatikan. Hingga saat ini, saya belum juga ketemu orangnya,” tegas MS.

Selain itu, ada lagi korban lainya, yaitu HR (22) yang dipinjam sepeda motornya untuk digadaikan ke seseorang di wilayah Cepu, dengan alasan dananya hendak dipakai untuk mengurus akte notaris usahanya dia. Kepada korbanya, Yeni mengatakan dirinya punya usaha rental motor dan mobil yang disewakan kepada Exxon Mobil Oil Indonesia (EMOI) dan rencananya setelah itu, mau disewakan kepada pihak Pertamina EP Cepu.

Pelaku juga mengaku, hendak menyewa dump truk milik HR, dan dia hendak mengajak kerjasama tentang tanah urug yang hendak dikirim ke PEPC. Sehingga, korban percaya saja, dengan pelaku dan menyerahkan sepeda motornya untuk digadaikan.

“Saya percaya dengan Bu Yeni, soalnya cara bicaranya sangat meyakinkan. Dia mau kerjasama dengan saya. Saat pinjam duit 500 ribu, dia bilang ATMnya ketinggalan di rumah Bojonegoro dan dia butuh uang cepat untuk mengurus akte notaris. Dia juga bilang, jika duitnya besok akan dikembalikan Rp 600 ribu, jadi saya ya mau saja,” kata HR (22) serius.

Pasca kejadian dugaan penipuan itu, MS (50) malah ‘gegeran’ dengan istri dan keluarganya. Kalau mau dihitung, kerugian secara materi tidak banyak, akan tetapi dia malu dengan keluarga dan tetangganya karena anaknya akan bekerja di migas tapi tidak jadi alias gagal total.

“Saya malu dengan keluarga dan tetangga, soalnya kenal dengan Bu Yeni yang saya pikir bisa membantu mencarikan pekerjaan buat anak saya, ternyata malah dia menipu saya. Selain itu, anak saya, usai batalnya kerja itu, dia kayaknya sangat tertekan dan stres sehingga saya harus memberikan pemahaman pada dia. Maklum, anak muda yang pengen segera bekerja, tapi ternyata malah gagal,” ungkap MS.

Diakhir perbincanganya dengan rakyatnesia.com, MS berniat akan mencari Yeni yang ternyata menipu dia dan anak teman-temanya itu. Kemungkinan, banyak juga orang-orang yang menjadi korbanya. Hanya saja, mereka tidak mau melaporkan ke pihak yang berwajib, mungkin mereka malu.

“Saya menghimbau kepada masyarakat agar mewaspadai, jika ada wanita sesuai dengan cirri-ciri di atas, jangan sampai tertipu. Jika perlu segera laporkan ke Polsek terdekat, saya dan korban lain siap menjadi saksinya. Biar dia kapol dan memperoleh imbalan sesuai dengan ulahnya,” pungkasnya.

Sementara itu, Humas PEPC di Bojonegoro Pandu Subiyanto saat dikonfirmasi mengatakan, hingga saat ini, PEPC belum melakukan rekrutmren tenaga kerja. Dalam rekrutmen kerja di PEPC juga tak ada pungutan apapun.

“Belum ada rekrutmen untuk bekerja di PEPC dan jika ada rekrutmen, tak pernah ada pungutan alias gratis. Jadi, itu jelas-jelas penipuan. Sebaiknya laporkan saja ke Polisi,” tegas pria asli Cah Cepu itu, Selasa (25/10/2016). **(Kis/Dedi).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar