Real Madrid yang Hancur Depan Belakang

Sukisno

Bagikan

OLAHRAGA (RAKYAT INDEPENDEN) – Real Madrid mengalami masa kelam di awal La Liga musim ini. Los Blancos mengalami penyakit kronis berupa tumpulnya lini depan dan hancurnya lini belakang.

Madrid saat ini ada di posisi ketujuh dengan nilai 14 poin dari sembilan laga yang telah dimainkan. Mereka memang hanya tertinggal empat angka dari pemuncak klasemen Barcelona, namun melihat hasil yang ada dalam beberapa pekan terakhir Los Blancos patut meratapi diri.

Usai unjuk gigi dan berani sesumbar mereka akan baik-baik saja tanpa Cristiano Ronaldo yang pindah ke Juventus, bahkan menyatakan diri lebih solid, kini Los Blancos harus menerima kenyataan mereka tidak cukup tajam untuk selalu mencetak gol di tiap pertandingan yang mereka mainkan.

Sejak menang atas Espanyol pada 23 September, Madrid tak lagi merasakan kemenangan pada lima laga berikutnya hingga duel lawan Levante pada 20 Oktober lalu. Itu berarti Los Blancos sudah nyaris satu bulan tidak merasakan kemenangan.

Situasi makin terlihat sulit untuk Madrid bila melihat fakta bahwa mereka hanya mampu mencetak satu gol dari lima pertandingan yang telah dijalani. Satu-satunya gol Madrid pun berasal dari kaki Marcelo, seorang bek kiri.

Madrid tidak melakukan pembelian impresif sepeninggal Ronaldo dan kini mereka harus menanggung penderitaan di lini depan. Gareth Bale yang diharapkan punya ruang luas untuk unjuk gigi selepas Ronaldo pergi ternyata belum bisa menunjukkan penampilan konsisten dari pertandingan ke pertandingan.

Begitu juga halnya Karim Benzema. Kepercayaan Julen Lopetegui untuk menjadikan Benzema sebagai ujung tombak tidak dibayar sempurna oleh striker asal Perancis tersebut. Marco Asensio dan Isco yang diharapkan bisa melejit juga tak bisa membawa El Real keluar dari tekanan.

Gol yang dicetak CSKA Moskow berasal dari kesalahan koordinasi saat memainkan bola di daerah pertahanan sendiri, sedangkan gol yang dicetak Alaves pertanda minimnya konsentrasi di awal pertandingan.

Dua gol Levante juga jadi bukti buruknya fokus Madrid di babak pertama. Dari tujuh gol yang bersarang ke gawang Madrid, enam gol diderita di babak pertama.

Sebagai tim yang identik sebagai tim ofensif, lini belakang Real Madrid memang dikenal tidak terlalu solid. Musim lalu, Real Madrid kebobolan 44 gol, jumlah terbanyak di antara tim di zona empat besar. Namun kemudian hal itu terlihat parah lantaran Los Blancos tidak bisa mencetak gol dalam beberapa pekan terakhir.

Melihat rekam jejak Real Madrid terhadap para pelatih, Lopetegui sepertinya tidak bisa berharap banyak saat ini. Yang bisa ia lakukan adalah kembali meraih kemenangan, menjaga jarak dalam perburuan gelar La Liga, serta memenangkan Piala Dunia Antarklub di akhir tahun agar ia bisa memperpanjang napas di Santiago Bernabeu.

Selain kemungkinan pergantian pelatih, penambahan pemain di bursa transfer Januari jadi opsi yang punya dampak lebih besar. Kehadiran pemain baru bisa jadi energi anyar bagi Real Madrid yang mayoritas pemainnya sudah ada di puncak tertinggi lantaran keberhasilan di Liga Champions dalam tiga musim terakhir.

Sumber: CNN Indonesia

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar