Anak-anak Punk di Pertigaan Traffic Light Kalitidu Yang Meresahkan Warga

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Keberadaan anak-anak punk di wialyah Kabupaten Bojonegoro sudah cukup banyak dan menyebar di seluruh penjuru kota. Mereka berada di perempatan dan pertigaan traffic light atau lampu merah, dengan cara mengamen.

Berkali-kali sudah dilakukan razia oleh pihak Satpol PP Pemkab Bojonegoro, namun setelah tertangkap, kemudian di data dan dibebaskan, mereka kembali beroperasi lagi. Sehingga, hal itu membuat kesan yang tak sedap dipandang mata. Kehadiran anak-anak punk itu, sangat meresahkan warga karena diduga mereka selalu begadang di lokasi ngamen itu. Karena tidak hanya anak punk laki-laki, tapi juga ada anak punk perempuan yang berbaur jadi satu.

Ternyata, anak-anak punk itu tidak hanya ada di Kota Bojonegoro, keberadaan anak-anak punk juga bergeser ke barat hingga ke wilayah Kalitidu. Tepatnya di traffic light pertigaan Kalitidu, ada sekitar 5 hingga 10 anak punk, berkumpul di situ.

Anak-anak punk itu, terkadang ada, kadang kala juga sepi. Kalau sudah ada yang datang, kemudian temannya yang lain, datang dan ngumpul di sekitar pertigaan itu. Dengan dandanan yang lusuh dan terkesan kotor serta dekil, anak-anak punk itu membuat pemandangan yang kurang sedap di Ibu Kota Kecamatan (IKK) Kalitidu itu.

Salah seorang tokoh masyarakat Kalitidu Nur Cholis (55) mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan dengan keberadaan anak-anak punk yang ada di pertigaan Kalitidu itu.

“Mosok, nek gak dilapori masyarakat kok gak di razia. Mestine, Satpol PP saat razia tidak hanya di kota saja, tapi juga sampai dengan Kota kecamatan seperti Kalitidu. Mungkin, karena di kota Bojonegoro selalu di obrak akhirnya sekarang ini, anak-anak Punk malah ngumpul di Kalitidu,” tegas pria yang sehari-harinya mengelola biro jasa itu, Selasa (18/10/2016).

Senada juga disampaikan salah seorang tokoh pemuda Kalitidu Gito (35), dirinya berharap pihak Pemkab Bojonegoro melalui Satpol PP, atau mungkin Polres Bojonegoro, segera melakukan razia anak-anak punk di pertigaan Kalitidu. Sebab, anak-anak itu ‘mengotori’ pemandangan di Kalitidu.

“Whis ra tau adus, bajunya kotor. Saat jam-jam ramai, dia bercengkerama di depan salah satu pertokoan yang sedang tutup, antara anak punk laki-laki dengan perempuan. Sehingga, terkesan jorok dan tak sedap dipandang mata,” tegas pria yang bekerja di konveksi itu.

Berdasarkan pantauan rakyatnesia.com di lapangan menyebutkan, anak-anak punk itu tak bisa dideteksi keberadaannya. Sebab, terkadang mereka ada, tapi terkadang juga sepi dan tak ada satupun yang mangkal di situ. Warga di sekitar situ, juga tak tahu dari mana asalnya anak-anak itu, sebab tiba-tiba sudah ada di situ dan kadang-kadang juga sudah pergi entah kemana.

“Anakanak punk itu ibaratnya seperti ‘manuk emprit’ mereka akan datang jika sedang ada panen. Artinya, kalau saat ngamen di lampu merah sedang ramai, maka di situ akan banyak berkumpul anak-anak punk. Makanya, jangan ngasih duit ke anak-anak punk yang sedang ngamen, biar mereka tak datang lagi,” kata salah seorang warga yang tak mau disebutkan identitasnya.

Hanya saja, yang menjadi persoalan, yang dimintai duit anak-anak punk dengan cara ngamen itu, para sopir kendaraan yang melintas, jadi ya sangat sulit untuk ngasih tahu mereka agar tak ngasih duit ke anak-anak punk.

“Kalau gitu, yang bisa menghalau anak-anak punk agar tak melakukan aktifitas di Pertigaan Kalitidu, ya hanya Satpol PP atau pihak Kepolisian,” pungkasnya. **(Kis/Red).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar