Sedekah Bumi di Sendang Maibit, Makin Semarak dan Nyaman

Sukisno

Bagikan

TUBAN- Nama Sendang Maibit, telah dikenal dimana-mana. Sendang yang berada di tengah-tengah Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban itu, memiliki sejarah yang melegenda hingga menjadi dongeng, yang biasa dipakai cerita Ketoprak dan sudah di film kan.

Sendang Maibit, memiliki sejarah yang lekat dengan sejarah di abad 14 atau sekitar 600 tahu silam. Akan tetapi, hingga kini, cerita itu masih tersimpan di hati masyarakatnya. Hal itu, dibuktikan dengan dilksanakannya acara sedekah bumi pada setiap tahunnya.

Seperti halnya, dengan acara sedekah bumi yang diadakan di Sendang Maibit Selasa (9/9/2015) lalu. Sedekah bumi atau yang biasa disebut manganan Sendang Maibit, digelar di lokasi halaman sendang dengan menampilkan kesenian wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Suyanto.

Prosesi sedekah bumi, diawali dengan tumpengan di lokasi sendang, kemudian jam 1 siang, dilaksanakan tradisi siratan. Tradisi siratan adalah tradisi turun ke sendang bersama-sama kemudian diantara mereka saling membasahi alias sirat-siratan. Dimana sang kades dan perangkat desa membawa 2 (dua) tumpeng lengkap dengan ayam panggang yang ditempatkan di atas kayu yang membentang di atas sendang. Setelah dibacakan do’a, tumpeng itu kemudian diambil dengan cara rebutan alias keroyokan, baik oleh kades, perangkat dan warga yang sudah berada di dalam sendang itu.

Suasana bertambah seru, ketika kepala desa Maibit Ahmad Ali (45) bersama  9 (Sembilan) perangkat desa saling sirat-siratan air sendang. Tidk hanya itu, para pengunjung juga ramai ikut turun dan menceburkan diri ke sendang dan ikut sirat-siratan. Termasuk kepada para penonton yang memadati di bibir sendang itu, juga disirati oleh mereka yang berada di dalam sendang, hingga membuat mereka lari dan berhamburan menjauh dari sendang karena takut kalau pakaianya basah semua.

Warga Maibit meyakini, dengan tersiram air sendang, mereka akan mendapatkan berkah, dijauhkan dari mala petaka dan selalu diberi keselamatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Kita melaksanakan tradisi dan adat-adat istidat yang dilaksanakan para nenek moyang kita. Sedekah bumi dengan wayangan, selamatan di sendang, sirat-siratan air sendang, selamatan di masing-masing sumur galian di Desa Maibit,” kata Kades Maibit H. Ahmad Ali (45) menjlentrehkan.

Ditambahkan, selain kegiatan Selasa (9/9/2015), kemarin malama (8/9/2015) juga telah dilaksanakan acara pengajian dengan diawali kegiatan Nariyah, istigosah dan tahlil bersama. Hadir sebagai penceramah, K. Mustaqim dari Bangilan, Tuban.

Kegiatan Sedekah bumi pada saat ini, terasa berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, untuk pementasan wayang kulit saat ini, menempati pendopo Sendang Maibit yang dibangun dengan dana ADD (Anggaran Daa Desa) Tahun 2015 ini.

“Pendopo Sendang Maibit sudah jadi 90 persen, harapan kita dalam bulan ini sudah bisa diselesaikan pembangunannya. Pendopo berbentuk joglo dengan ukuran 12 x 12 meter dan berkerangka besi itu, memanfaatkan dan sebesar 260 juta. Mudah-mudahan dengan adanya pendopo ini, para pengunjung yang berwisata dan berkemah di Bumi Sendang Maibit akan makin merasa nyaman dan mmpu menyedot para wisatawan domestic  atau bahkan turis asing,” ujar Kades H. Ahmad Ali serius.
Tidak hanya itu, menurut beberapa warga yang berhasil ditemui Media Independen menyebutkan, jika dalam kepemimpinan Kades Maibit H. Ahmad Ali, kegiatan Sedekah bumi di Sendang Maibit makin semarak dan nyaman. “Semarak karena acaranya meriah, nyaman karena sendang Maibit sudah dilengkapi dengan Pendopo yang dibangun pada saat kepemimpinan Kades H. Ahmad Ali. Mudah-mudahan dibawah kepemimpinan beliau, Sendang Maibit terus direnovasi hingga semakin menarik untuk wisatawan dan pembangunan desa Maibit juga makin meningkat dan warganya makin sejahtera,” katanya sambil minta agar namanya tidak dikorankan.

Pagelaran wayang kulit di malam hari dilaksanakan di halaman rumah Kades Maibit H. Ahmad Ali (45). Warga Maibit dan sekitarnya dengan antusias menyaksikan kesenian tradional itu, dengan menikmati makan malam yang disiapkan kades. “Semua penonton kita kasih jamuan malam malam, biar mereka dapat menikmati pagelaran wayang hingga usai,” pungkasnya.

Sementara itu, Juru Kunci Sendang Maibit Supardi (58) menyatakan, siap mendampingi jika ada pengunjung yang hendak melihat-lihat sendang atau yang hendak “ngalap berkah”. **(Kis/Muji)

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar