Nyelonong Belok Kanan, Sakiran Ditabrak Kendaraan dari Belakangnya, hingga Patah Tulang

Sukisno

Bagikan

TUBAN (Rakyat Independen)- Kecelakaan lalu lintas (laka lantas) selalu diawali dari pelanggaran lalu lintas. Hal itu, seperti yang dialami oleh Sakiran (60) yang mengendarai Sepeda motor dengan Nopol L-5921-UH. Pria yang tinggal di Desa Kedungsoko, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur itu, ditabrak sepeda motor dari arah yang bersamaan hingga patah tulang, di Jalan Raya Kuwu, Plumpang, Minggu (16/10/2016).

Peristiwa itu berawal saat Sukiran yang pulang dari mencari rumput (Ngarit, Jawa red), melaju dari utara menuju ke selatan. Tanpa memperhatikan arus lalu lintas yang ada di sekitarnya, tiba-tiba korban nyelonong belok kanan alias memotong jalan. Pada saat yang bersamaan melaju sepeda motor dari arah sama yang dikendarai oleh Sukandar yang tercatat sebagai warga Kaliasin X/36 Surabaya.

“Sakiran pulang dari ngarit, tanpa melaihat situasi lalu lintas, tiba-tiba dia belok kanan. Pada saat yang bersamaan melaju sepeda motor dari arah yang sama. Ketika Sakiran belok kanan dan jarak sepeda motornya dengan motor yang dikendarai Sukandar terlalu dekat sehingga Sukandar tak mampu menguasai laju kendaraanya, akhirnya kecelakaan tak terelakkan lagi. Sepeda motor milik Sukandar dengan Nopol L-2291-NI itu, menabrak sepeda motor korban hingga korban mengalami patah tulang, kaki sebelah kanan,” demikian disampaikan Polisi yang melakukan evakuasi Bripka Ali Mukti, Minggu (16/10/2016).

Ditambahkan, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap peraturan lalu lintas masih sangat minim dan aturan itu terkesan diabaikan saja. Seakan-akan rambu-rambu lalu lintas, dianggap hanya pajangan saja. Sehingga keselamatan saat berlalu lintas seakan menjadi taruhan.

“Kami menghimbau agar masyarakat mentaati peraturan lalu lintas, agar selamat dijalan hingga tujuan. Jangan hanya ingin cepat sampai tujuan, tapi mengabaikan keselamatan pengguna jalan yang lain, ” kata Bripka ali Mukti sambil berharap.

Salah seorang saksi mata Karwo (55) kepada rakyatnesia.com mengatakan, kemungkinan korban sudah lelah setelah ngarit rumput ber jam-jam. Sehingga, dia buru-buru pengen segera sampai rumah dan beristirahat.

“Gara-gara pengen cepat dan segera bisa istirahat di rumah, akan tetapi malah dia istirahat di rumah sakit. Makanya, kita harus selalu berhati-hati dan waspada karena selain kita, di jalan raya itu, masih banyak kendaraan lain yang juga ingin segera sampai di tempat tujuan seperti kita juga,” tegasnya. **(Muji/Red).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar