Ingin Masuk Surga? Ikuti Sunnah Rasulullah Huruf Arab Dan Latin
Sunnah adalah apa-apa yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berupa ucapan, perbuatan, atau ketetapannya. Orang yang mengerjakan sunnah akan mendapatkan pahala, dan yang meninggalkannya tidak disiksa.
Jika membaca sejarah para shahabat, maka kita mendapatkan betapa mereka sangat antusias dalam mengamalkan perintah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam atau mengambil ilmu dari sumbernya.
Imam Al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya meriwayatkan, Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu pernah mengatakan,
“Dulu saya dan tetanggaku dari shahabat Anshar berada di perkampungan Bani Umaiyyah bin Zaid. Kami saling bergantian untuk mengunjungi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Jika ia berkunjung hari ini, maka esoknya saya yang pergi. Ketika giliranku yang datang, maka setelah kembali saya ceritakan berita yang saya dapatkan hari itu berupa wahyu Al-Qur`an maupun lainnya. Jika gilirannya tiba, ia juga melakukan hal yang sama.”
Sungguh, para sahabat Radhiyallahu Anhum selalu mengamalkan apa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada mereka, melakukan apa yang beliau lakukan.
Bahkan, mereka berlomba-lomba dalam kebaikan sebagai bentuk pengamalan dari sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,
كُلُّ أُمَّتِيْ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى
“Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang yang tidak mau.”
Para sahabat lantas bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang tidak mau itu?” Beliau menjawab,
مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Siapa yang menaatiku, maka ia akan masuk surga, sedangkan siapa yang mendurhakaiku, berarti ia orang yang tidak mau (masuk surga).” (HR. Al-Bukhari).
Wahai hamba Allah, sesungguhnya mati dan hilangnya sebuah sunnah, ketidaktahuan manusia tentangnya, serta keengganan mereka untuk mengamalkannya merupakan tanda munculnya bid’ah.
Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma,
“Tidaklah datang suatu masa pada manusia, melainkan mereka akan melakukan perbuatan bid’ah di dalamnya dengan mematikan sunnah. Hingga, pada akhirnya bid’ah merebak dan dihidupkan di mana-mana sementara sunnah menjadi mati dan ditinggalkan.”
Ibnul Qayyim menuturkan,
“Seandainya sunnah dalam melakukan ibadah sudah ditinggalkan, niscaya terputuslah sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, tulisannya menjadi hilang, dan dampaknya yang baik untuk manusia akan redup.”
Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa menjalankan sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam kehidupan kita. Dikutip dari tulisan Syaikh Dr. Abdul Malik Al-Qasim dalam kitab Durus Al-Am.
[Abu Syafiq/BersamaDakwah]