Victoria Beckham, yang Mengaku dari Kelas Pekerja, Lebih Kaya dari David Beckham?
rakyatnesia.com – Dokumenter Netflix yang menampilkan kehidupan keluarga Beckham telah memunculkan beberapa sorotan, termasuk kabar perselingkuhan David Beckham yang menjadi pembicaraan hangat. Namun, pernyataan istri David, Victoria Beckham, juga menarik perhatian banyak orang.
Dalam wawancara, seperti yang dilansir oleh Cosmopolitan pada Rabu (11/10/2023), Victoria mengungkapkan bahwa dia tumbuh dalam keluarga “kelas pekerja.” Namun, David Beckham mengejeknya dengan pertanyaan, “Jujur saja, mobil apa yang digunakan ayahmu untuk mengantarmu ke sekolah?”
Dengan rasa malu, Victoria menjawab, “Pada tahun 80-an, ayah saya memiliki Rolls Royce.” David kemudian berterima kasih padanya karena kejujurannya dan menutup pintu pembicaraan tersebut. Momen ini memicu banyak diskusi di media sosial mengenai selebritas yang mengaku berasal dari “kelas pekerja.”
Perdebatan juga muncul seputar definisi masyarakat mengenai rumah tangga berpendapatan rendah. Banyak yang merasa sulit untuk menerima kenyataan ini, mengingat kesuksesan karier baik Victoria maupun David.
Faktanya, pasangan yang menikah pada 1999 ini memiliki kekayaan gabungan sebesar 514 juta dolar AS (sekitar Rp8 triliunan), menurut Sunday Times Rich List. Mantan pesepak bola Inggris ini telah berkembang pesat sejak awal kariernya di London Utara.
Pria berusia 48 tahun ini dilaporkan memiliki kekayaan bersih pribadi lebih dari 450 juta dolar AS (sekitar Rp7 triliun) seiring dengan kiprahnya yang gemilang di dunia olahraga dan bisnis. Sementara itu, kekayaan bersih Victoria mencapai sekitar 70 juta dolar AS (sekitar Rp1,1 triliun).
Victoria Beckham, mantan personel Spice Girl yang jadi ikon fesyen, telah membuat kemajuan signifikan dalam dirinya. Label fesyennya, Victoria Beckham, tercatat mengalami pertumbuhan luar biasa, dengan pendapatan tahunan melonjak sebesar 42 persen jadi 71 juta dolar AS pada akhir 2022.
Victoria dan David bertemu pada 1997 saat pertandingan sepak bola selebritas dan menikah pada 4 Juli 1999 di Irlandia. Resepsi pernikahan mereka dikabarkan menelan biaya lebih dari 825 ribu dolar AS.
Pasangan ini telah memanfaatkan bakat dan semangat kewirausahaan mereka untuk membangun karier yang sukses melampaui klaim ketenaran awal mereka. Keduanya juga membangun portofolio real estat mengesankan di seluruh dunia, yang dilaporkan bernilai 88 juta dolar AS.
Properti keluarga yang paling mahal adalah townhouse London senilai 37 juta dolar AS di Holland Park. Mereka pun memiliki penthouse di Miami, Florida, sebuah rumah pertanian di Cotswolds, dan dua rumah di Dubai, termasuk sebuah apartemen di Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia.
Terkait Victoria yang mengaku berasal dari keluarga “kelas pekerja,” ia ternyata bukan satu-satunya figur terkenal yang mengaku memiliki awal kehidupan yang sederhana.
Penyanyi seperti Lily Allen, yang ayahnya dilaporkan memiliki kekayaan sebesar 10 juta dolar AS, dan banyak nama lain tampak terobsesi tampil “sukses atas usahanya sendiri,” catat Cosmopolitan.
Mengapa Mengaku dari Keluarga Kelas Pekerja?
Jadi, mengapa pengakuan macam ini begitu umum? Penulis Bolu Babalola menyatakan bahwa selebritas seperti Victoria benar-benar percaya bahwa mereka berasal dari latar belakang keluarga kelas bawah. “Victoria Beckham benar-benar contoh orang kaya baru di Inggris,” tulisnya di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Ia menyambung, “Tipe di mana mereka bersekolah di sekolah dasar dan mengendarai Range (Rover) dan ayah mereka memiliki bisnis konstruksi, (tapi) classisme mereka tidak cocok dengan kelompok masyarakat menengah ke atas secara tradisional.”
“Mereka sebenarnya sangat kaya. Tapi, (karena) klasisme Inggris diatur sedemikian rupa dan tidak selalu terkait dengan kekayaan materi, melainkan komunitas, lingkaran masyarakat, dan garis keturunan, mereka tidak menganggap diri mereka sebagai ‘KAYA kaya’ atau ‘orang kaya,'” imbuhnya.
Selain itu, tampaknya juga ada kesalahpahaman bahwa “self-made” dan “hustle culture” identik dengan seseorang dari latar belakang kelas pekerja. “Seolah-olah para selebritas mengesankan bahwa mereka memiliki latar belakang berpenghasilan rendah untuk menambah ketajaman bisnis mereka,” ia menambahkan.
Lalu, ada potensi rasa malu yang mungkin dirasakan orang-orang kaya mengenai hak istimewa mereka, yang secara fiktif mengklaim latar belakang sederhana sebagai cara untuk mengatasi rasa bersalah.
Ia berbagi, “Ditambah, mereka yang berasal dari latar belakang lebih kaya mungkin mengaku sebagai kelas pekerja agar terlihat lebih dekat dengan audiens mereka, dan mendapat rasa hormat dan kredibilitas karena berasal dari keluarga sederhana.”
Ini adalah nuansa yang menarik dan tidak dapat diringkas dengan mudah. Berbagai faktor, seperti pendapatan, latar belakang, dan kekayaan generasi (yang asetnya diwariskan dari generasi sebelumnya), serta nepotisme atau uluran tangan, semua berperan, sebut Babalola.
“Tentu saja, kelas sosial itu rumit, dan mereka yang tidak berasal dari keluarga kaya mungkin akan lebih merasa bahwa mereka adalah kelas pekerja, meski situasi keuangan dan gaya hidup mereka saat ini menunjukkan hal yang berbeda,” sebutnya.
“Namun, dalam krisis biaya hidup saat ini, di mana kelas pekerjalah yang paling menderita, dapat dimengerti bahwa mereka yang memiliki kekayaan bersih jutaan dolar akan merasa frustasi jika secara samar-samar menyatakan bahwa mereka memahaminya,” tandasnya.