Banjir Bengawan Solo di Bojonegoro, Mengalami Tren ‘Surut’

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Banjir luapan Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro telah melanda Bojonegoro rabu (28/9/2016) lalu. Luapan Bengawan Bojonegoro hingga menyebabkan tanggul Kaliapur di Desa Pucangarum, Kecamatan Baureno, jebol dan air menggenangi ratusan hektar sawah warga Pucangaarum dan sekitarnya.

Sugeng (61) salah seorang warga Kelurahan Ledok Kulon RT 01, mengatakan keherananya karena baru tahun ini, bulan Sepetember sudah terjadi banjir, termasuk juga banjir di awal Bulan Oktober pada tahun 2106 ini. Padahal, dirinya selama menghuni rumahnya di bantaran sungai Bengawan Solo itu, tepatnya berada di utara Tambangan Ledok Kulon-Trucuk itu, baru tahun ini, ada banjir di bulan September.

“Ya henran saja mas. Banjir kok di bulan 9 dan awal bulan 10, sudah banjir. Seperti tadi pagi air bengawan juga datang lagi (mujuk, Jawa red), dan hingga sore air stabil atau tidak meningkat. Mudah-mudahan cepat surut,” tegasnya.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun rakyatnesia.com dari Balai PSDA Bengawan Solo menyebutkan, pada Selasa (4/10/2016), air luapan Bengawan Solo kembali naik di wilayah Kabupaten Bojonegoro, dengan Tinggi Muka Air (TMA) pada pukul 06.00 ketinggian di Karangnongko 27,28 meter dan di Bojonegoro Kota atau di Taman Bengawan Solo (TBS) Bojonegoro 13,45 meter.

Kemudian ketinggian air, pada pukul 12.00 wib TMA di Karangnongko turun menjadi 27,12 dan di TBS naik menjadi 13,69. Pada pukul 15.00 wib TMA di Karangnongko 26,80 dan di TBS 13,70. Sedangkan di pukul 18.00 wib TMA Karangnongko 26,48 dqn di TBS turun menjadi 13,50. Untuk posisi TMA di pukul 21.00 wib di Karangnongko turun lagi 26,48 dan di TBS juga mengalami penurunan tipis menjadi 13,45 meter.

“TMA terus mengalami tren menurun, tapi turunnya cukup pelan dan cenderung stabil dalam sehari tadi. Akan tetapi TMA di hulu mengalami penurunan cukup besar sehingga kondisi aman, namun tetap harus waspada,” demikian disampaikan Wijianto salah seorang petugas pintu air Ledok Wetan, Bojonegoro, Selasa (4/10/2016).

Masih menurut Wijianto, naiknya air Bengawan Solo di Bojonegoro, juga bisa dipengaruhi oleh hujan lokal. Karena jika hujan lokal cukup deras dan ber jam-jam, maka tinggi muka air juga akan meningkat sebab air dari wilayah selatan akan masuk ke Bengawan melalui sungai dan untuk wilayah kota, air masuk melalui pintu air yang ada.

“Hanya saja, tren tinggi muka air Bengawan Solo tersebut, terus mengalami penurunan dan sore hingga malam ini, air sudah mulai surut. Namun, bagi warga di sepanjang bantaran Bengawan Solo Bojonegoro, harus tetap waspada akan datangnya air sewaktu-waktu,” tegasnya. **(Kis/Puji).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar