Tampuk kepemimpinan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, bakal berganti. Bupati – Wakil Bupati Bojonegoro terpilih DR Hj Anna Mu’awanah – Drs Budi Irawanto,M.Pd, bakal dilantik oleh Gubernur Jawa timur DR Soekarwo di Gedung Grahadi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa timur, di Surabaya, Senin tanggal 24 September 2018.
Setumpuk harapan masyarakat di Kota Migas (Minyak dan Gas bumi) akan adanya peningkatan pembangunan di wilayah Kabupaten Bojonegoro ini. Setelah ditinggalkan Bupati – Wakil Bupati Suyoto – Setyo Hartono (To-To) yang telah berkuasa selama 10 tahun, rasanya banyak hal yang perlu segera dibenahi sebab ternyata tak banyak prestasi yang diraih di era pemerintahan sebelumnya.
Di era Bupati Santoso APBD tertinggi saat itu hanya di angka 814 miliar atau kurang dari 1 triliun. Namun, begitu masuk di era Bupati Suyoto APBD terus merangkak naik dan di saat minyak Bojonegoro sudah mulai “muncrat” maka APBD mengalami peningkatan signifikan hingga tembus angka 3,4 triliun.
Sebagai bagian dari masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Bojonegoro ini telah merasakan bagaimana dipimpin Kang Yoto (sebutan Bupati Bojonegoro Suyoto), selama 10 tahun atau 2 periode. Dengan slogannya Boonegoro Melebihi Lamongan, warga Bojonegoro memiliki harapan yang besar agar wilayah Bojonegoro bisa maju dan rakyatnya sejahtera.
Tapi dalam kenyataanya, di tahap pertama era Kang Yoto pembangunan masih belum nampak. Jalan belum mulus, jembatan masih banyak yang belum tergarap, pendidikan masih mahal, pembangunan infrastruktur pertanian masih jauh dari harapan dan kemiskinan masih berada di angka 10 besar di Jawa timur
Masyarakat Bojonegoro berbaik hati dengan memilih kembali di periode kedua. Siapa tahu, di periode kedua dengan tingginya dana APBD Bojonegoro akan semakin maju pembangunannya. Masyarakat memberikan kesempatan buat Kang Yoto, karena dia berjanji akan membangun Bojonegoro agar lebih baik. Dengan slogan, yang sudah baik mari dilanjutkan, yang belum ayo dikerjakan.
Foto Kenang-kenangan: Menpora RI Dr H. Imam Nahrowi,S.Ag,M.KP didampingi Paslon Anna – Wawan, saat menyampaikan orasi politik dalam Kampanye akbar yang digelar di halaman Stadion Letjen H. Sudirman, Bojonegoro, Jawa timur, Jum’at (22/6/2018) lalu.Merasa ada harapan untuk lebih baik, masyarakat di wilayah Kabupaten Bojonegoro ini kembali mendukung Pasangan Bupati – Wakil Bupati Bojonegoro Suyoto – Setyo Hartono (To-To) jilid ke-2. Lagi-lagi, janji Kang Yoto untuk jalan mulus di Bojonegoro tak terealisasi.
Di periode ke-2, Kang Yoto malah membangun jalan kabupaten atau yang biasa disebut jalan poros kecamatan itu dengan jalan paving. Tak berselang lama, jalan paving itu putus-putus, berserakan atau yang biasa disebut paving njepat. Tak hanya tak nyaman saat dilewati akan tetapi jalan paving juga sering menimbulkan kecelakaan lalu lintas akibat paving njepat itu.
Sebenarnya, jika di jalan lingkungan, di jalan gang dan lorong menggunakan paving itu masih lumayan bagus. Sebab, jika ada yang rusak, warga dengan suka rela memperbaikinya. Namun, jika paving rusak di jalan poros kecamatan yang jauh dari rumah warga (gang-gangan, Jawa red), siapa yang mau membenahinya?
Gara-gara pengen program paving berjalan dengan baik, hingga sekitar Stadion Letjen Sudirman juga di paving. Akibatnya, anak-anak nggak bisa bermain sepatu roda di sekitar stadion. Tak hanya itu, banyak juga trotoar yang di paving, padahal jika dikasih keramik maka trotoar akan makin indah dan mempercantik penampilan Kota Bojonegoro.
Program pavingisasi menjadi sebuah program yng terkesan dipaksakan di era pemerintahan Kang Yoto itu, sehingga hasilnya kurang bagus juga. Warga Bojonegoro dan mereka yang berkunjung ke Bojonegoro, bisa merasakan nggak enaknya melintasi jalan-jalan kabupaten Bojonegoro yang belang-belang kayak permen.
Di jalan poros kecamatan di Bojonegoro itu, ada jalan beraspal, ada jalan yang sudah di cor dan ada jalan paving yang rata-rata dalam kondisi rusak, paving putus, bergelombang, berserakan alias morat-marit hingga membahayakan para pengguna jalan sebab jalan paving itu sering mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
Foto Kenang-kenangan: Pasangan calon (Paslon) Bupati – Wakil Bupati Bojonegoro DR Hj Anna Mu’awanah – Drs H Budi Irawanto,M,Pd (Anna – Wawan), saat menyampaikan orasi politik dalam Kampanye Akbar di halaman Stadion Letjen H. Sudirman, Bojonegoro, Jawa timur, Jum’at (22/6/2018) lalu.Singkat cerita, program pavingisasi gagal sehingga jalan poros kecamatan di cor. Tinggal 2 (dua) tahun Kang Yoto menjabat, program jalan poros sudah dihentikan dan diganti dengan jalan cor, hanya saja alokasi anggaranny cuma sedikit sekali.
Tak hanya jalan saja, yang terbengkalai dan perlu ditangani adalah tingginya angka kemiskinan di Bojonegoro yang berada di urutan 11 termiskin di Jawa timur dari 38 kabupaten/kota. Padahal APBD Bojonegoro tertinggi nomor 3 Se-Jawa timur, setelah Kota Surabaya dan Malang, tapi mengapa masyarakatnya miskin? Perlu adanya program pengentasan kemiskinan yang bersumber dari dana APBD Bojonegoro, sehingga kemiskinan itu cepat teratasi.
Persis dengan peribahasa bagaikan tikus mati di lumbung padi. Artinya, mengapa Kabupaten Bojonegoro dengan kekayaan migas yang melimpah ini, rakyatnya miskin? Mengapa APBDne dhuwur Rakyate Ora Iso Makmur (Mengapa APBDnya tinggi tapi rakyatnya tak Makmur?). Berarti ada yang salah di era Kang Yoto sehingga Bojonegoro stagnan alias jalan di tempat. Oleh sebab itu, peninggalan kemiskinan di era Kang Yoto ini, harus segera ditangani.
Kondisi Bojonegoro saat ini, jalan poros kecamatan 61 persen alami rusak berat serta infrastrutur lainnya juga memprihatinkan. Biaya pendidikan yang masih mahal, masyarakat masih miskin dan berbagai ketimpangan lainnya yang diwariskan oleh penguasa sebelumnya.
Kini, Bupati – Wakil Bupati Bojonegoro DR Hj Anna Mu’awanah – Drs Budi Irawanto,M.Pd, mau tidak mau atau suka dan tidak suka, harus menerima estafet kepemimpinan Bojonegoro setelah dilantik oleh Gubernur Jawa timur DR Soekarwo, di Gedung Grahadi, Senin (24/9/2018).
Setumpuk pekerjaan harus dikerjakan dan berbagai ketimpangan harus segera diperbaiki. Kabupaten Bojonegoro yang dikenal dengan penghasil migas dan sepertiga minyak Indonesia berasal dari Boonegoro, tapi kondisi daerahnya sangat terbelakang jika dibandingkan dengan Kabupaten Tuban dan Lamongan. Padahal APBD kedua kabupaten itu, jauh dibawah Boonegoro. Jangankan desa-desanya, Kota Bojonegoro saja, masih nampak layaknya kota kecil yang sangat minus.
Foto Kenang-kenangan: Pasangan calon (Paslon) Bupati – Wakil Bupati Bojonegoro Dr Hj Anna Mu’awanah – Drs H Budi Irawanto,M,Pd (Anna – Wawan), saat menyampaikan orasi politik dalam Kampanye Akbar di halaman Stadion Letjen H. Sudirman, Bojonegoro, Jawa timur, Jum’at (22/6/2018) lalu.Tak sebanding antara penghasilan daerahnya dengan pembangunan yang dilaksanakan di era terdahulu. Penulis tak melihat administrasi daerah dalam menggunakan anggarannya, akan tetapi hanya melihat kondisi yang ada saat ini. Jika duit daerah banyak tapi pembangunan masih terbelakang pasti ada yang “salah” dalam pemerintahan terdahulu.
Kesalahan harus selesai cukup sampai di sini. Ketika Hj Anna Mu’awanah – Budi Irawanto (Anna – Wawan) memegang kepemimpinan di wilayah Kabupaten Bojonegoro ini, semua harus berawal dari nol seperti halnya kita saat isi BBM (Bahan Bakar Minyak) di setiap SPBU (Stasiun Bahan Bakar Minyak).
Dengan bergantinya kepemimpinan baru ada harapan baru agar Bojonegoro lebih maju dan masyarakatnya sejahtera. Bojonegoro Kota Minyak bukan Kota Menyok (Ketela pohon), yang berarti minyak itu uangnya banyak dan uang banyak itu harus diperuntukkan membangun daerah dan mensejahterakan warganya.
Penulis bersama puluhan wartawan Bojonegoro lainnya, beberapa waktu yng lalu diundang ke kediaman Bupati Bojonegoro Hj Anna Mu’awanah yang berada di Jalan Dr Soetomo, Bojonegoro. Dengan didampingi Wakil Bupati Bojonegoro Budi Irawanto, Bu Anna (demikian, Bupati Bojonegoro Hj Anna Mu’awanah, akrab disapa) nampak gelisah ketika mendekati hari-hari pelantikannya.
Betapa tidak, Bu Anna telah berkomunikasi dengan OPD (Orgnisasi Pemerintah Daerah) dan melihat Bojonegoro secara utuh dengan berkeliling atau jalan-jalan mengitari wilayah Kabupaten Bojonegoro, sehingga tahu kondisi riil Kota Ledre ini.
Begitu mengetahui kondisi Bojonegoro, dia berkata banyak PR (Pekerjaan Rumah) yang akan diterima usai dilantik. Dia mengatakan, jika bicara tentang Bojonegoro, banyak hal yang memerlukan penanganan agar kondisi pembangunan semakin membaik untuk menuju masyarakat Bojonegoro yang sejahtera.
Pemikiran Bu Anna, persis dengan impian masyarakat Bojonegoro yang menginginkan jalan kabupaten mulus. Sebab, kondisi kerusakan jalan di wilayah Kabupaten Bojonegoro ini, kerusakannya sudah sangat memprihatinkan. Sehingga, yang masuk skala prioritas adalah pembangunan dengan menitik beratkan pada infrastruktur jalan dan jembatan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bina Marga Bojonegoro menyebutkan, jalan poros kecamatan di wilayah Boonegoro yang mengalami kerusakan sebanyak 61 persen. Ditargetkan 3 tahun anggaran jalan di Bojonegoro bakal diselesaikan pembangunannya dengan jalan cor.
Selain itu, yang mendapat perhatian selanjutnya adalah meningkatkan pembangunan pariwisata terutama pariwisata di perdesaan yang bisa digerakkan oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) di desa masing-masing. Dengan berdirnya obyek wisata di desa maka akan muncul usaha kecil di obyek wisata tersebut sehingga ekonomi desa akan makin terangkat.
Penyediaan air minum dan juga pengairan untuk pertanian juga masih menjadi masalah yang serius di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Masih banyak lahan pertanian tadah hujan (tadah bathok, Jawa red) yang hanya panen padi sekali dikarenakan lahan tersebut tak dilewati pengairan teknis. Serta masih banyak program lainya dengan mengacu pada 17 Program Ngayomi Ngopeni seperti yang disampaikan dalam kampanye di Pilkada 2018 lalu.
Rencananya, dialog interatif setiap hari Jum’at di era Bupati Suyoto, bakal dilanjutkan. Hanya saja, tak dilaksanakan di Pendopo Malowopati, Pemkab Bojonegoro. Akan tetapi Bupati – Wakil Bupati Bojonegoro bakal berkunjung ke wilayah kecamatan hingga desa-desa untuk melakukan dialog tersebut.
Dialog, turun ke lapangan yang menggunakan cara blusukan ke desa-desa malah lebih efektif dan mengena. Sebab, jika dialog di Pendopo Kabupaten yang datang hanya tertentu dan terbatas. Namun, jika kita jemput bola datang ke desa-desa maka semakin banyak yang mengikuti kegiatan tersebut.
Dialog akan menjadikan ikatan silaturahmi antara bupati dengan masyarakatnya akan semakin baik. Masyarakat juga bisa mengusulkan berbagai persoalan langsung kepada orang nomor satu di Kabupaten Bojonegoro itu sehingga bisa langsung ditindak lanjuti.
Besok, Senin tanggal 24 September 2018 menjadi hari bersejarah dilantiknya Bupati – Wakil Bupati Bojonegoro DR Hj Anna Mu’awanah – Drs Budi Irawanto,M.Pd periode 2018 -2023. Masyarakat di wilayah Kabupaten Bojonegoro memberikan amanah kepada keduanya untuk memimpin Bumi Angling Dharma ini.
Selamat dan Sukses, atas pelantikan DR Hj Anna Mu’awanah – Drs Budi Irawanto,M.Pd sebagai Bupati – Wakil Bupati Bojonegoro untuk periode 2018 -2023. Semoga diberikan perlindungan oleh Allah SWT dan diberikan kekuatan agar mampu memimpin Bojonegoro untuk 5 tahun ke depan. Semoga menjadi pemimpin yang amanah, sehingga mampu membangun dan mensejahterakan masyarakat di wilayah Kabupaten Boonegoro ini. Semoga dan semoga, amiin…
Penulis: Sukisno
Pemimpin redaksi Media Online: rakyatnesia.com
e-mail: mediaindependen@yahoo.com, Telp/wa: 0812 1677 4836