BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Kondisi panas dan gerah sudah mulai dirasakan warga di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jatim, sejak bulan Agustus 2016 ini. Terutama, dalam minggu ini, panas cukup menyengat, jalanan berdebu dan sudah tak ada lagi turun hujan.
Kondisi ini, membuat warga di Desa Kepohkidul, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, mulai kekurangan air bersih. Hampir semua sumur di desa tersebut mampet alias tak keluar sumber airnya.
“Sumber di sumur sudah mampet sejak awal Agustus lalu mas. Jadi, ini ambil air di Embung Pedang untuk mandi, mencuci dan untuk minum ternak sapi. Kalau untuk minum, saya ambil air di Desa Kedungadem,” kata Jirun (50) seorang warga Dusun Ketangi, Desa Kepohkidul saat ditemui sedang ambil air di Embung Pedang, Senin (19/9/2016) siang.
Ditambahkannya, kondisi seperti ini sudah dialaminya sejak dulu. Hanya saja, dia dan warga Desa Kepohkidul dan sekitarnya merasa tertolong, semenjak ada Embung Pedang yang berada di Jl Raya Kepohkidul tersebut. Karena untuk mandi, mencuci dan minum ternak, mereka cukup ambil air di embung situ.
“Sehari, ambil air di embung 1 hingga 2 kali dengan membawa 3 jerigen masing-masing 40 liter. Untuk air minum, saya ngambil sekali jalan yaitu 3 jerigen saja. Yang ngambil air di embung gratis, tapi yang ambil air untuk minum di warga Kedungadem, untuk sekali jalan yaitu dengan membawa 3 jerigen bayar Rp 2000,” tegasnya.
Masih menurut Jirun, jika membeli air bersih dari sumur bor Kedungadem yang diantar hingga ke rumah-rumah warga di Kepohkidul, harganya Rp 2000 per jerigen dengan isi 40 liter. Jika memiliki keluarga banyak dan ternak yang banyak, maka kebutuhan air juga makin banyak pula.
Beberapa warga di Desa Kepohkidul saat dimintai komentarnya, mereka berharap air PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) yang sudah memasang pipa di sepanjang Jl Raya Desa Kepohkidul itu, agar airnya seegera di alirkan, agar warga tak lagi kesulitan air bersih. **(Kis/Red).
-
-
-
-
