Jokowi Memiliki Data Terlengkap Mengenai Kondisi dan Keinginan Parpol dari Berbagai Sumber Intelijen
rakyatnesia.com – Presiden Republik Indonesia, Jokowi, mengungkapkan bahwa dia memiliki akses kepada informasi yang sangat komprehensif mengenai kondisi dan keinginan partai politik dari berbagai sumber yang berbeda.
“Dalamnya partai seperti apa saya tahu, partai-partai seperti apa saya tahu. Ingin mereka menuju ke mana saya tahu. Informasi yang saya terima komplit,” kata Presiden Jokowi saat berbicara dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di Kota Bogor, Jawa Barat, pada hari Sabtu (16 September 2023).
Presiden menjelaskan bahwa dia memiliki akses ke informasi intelijen dari berbagai pihak, termasuk Badan Intelijen Negara (BIN), serta lembaga intelijen di Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), seperti Badan Intelijen Strategis (BAIS). Selain itu, dia juga memiliki akses ke data-data terbaru dan hasil survei terkait partai politik.
“Dari intelijen saya ada, BIN (Badan Intelijen Negara). Dari intelijen di Polri, ada. Dari intelijen di TNI, saya punya, BAIS (Badan Intelijen Strategis), dan info-info di luar itu. Angka, data, survei, semuanya ada,” tambah Jokowi.
Informasi tersebut hanya dimiliki Presiden Jokowi karena diberikan intelijen secara langsung. “Dan itu hanya miliknya Presiden. Dia (informasi) itu langsung,” ujar Jokowi.
Dalam acara relawan itu, Jokowi menjelaskan kepemimpinan ke depan sangat penting dan menentukan apakah Indonesia akan mampu melompat menjadi negara maju atau hanya berkutat sebagai negara berkembang.
Karena itu, pelaksanaan Pemilu untuk menentukan Presiden-Wakil Presiden selanjutnya yakni Pemilu 2024, Pemilu 2029, dan Pemilu 2034 akan sangat menentukan posisi bangsa Indonesia.
“Saya berikan contoh di Amerika Latin, banyak negara sudah jadi negara berkembang, tahun 60-an, tahun 70-an sudah jadi negara berkembang, tapi saat ini mereka juga masih negara berkembang. Tak bisa keluar dari jebakan. Kita tidak mau itu, dan kesempatan itu hanya ada di tiga periode kepemimpinan nasional kita,” kata dia.
Saat ini Indonesia memiliki peluang untuk melompat menjadi negara maju dari negara berkembang karena memiliki bonus demografi dan kebijakan hilirisasi sumber daya alam.
Presiden mencontohkan salah satu kebijakan hilirisasi yakni penghentian ekspor bijih nikel dan menggantinya dengan produk bernilai tambah yang telah memberikan penerimaan negara secara signifikan.
“Saya berpikiran negara ini harus jadi negara maju, negara makmur. Tapi memang kepemimpinan itu sangat menentukan,” kata Presiden Jokowi.