BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Masih ingat dengan Adika (11), korban luka bakar yang memperoleh Kartu Indonesia Sehat (KIS), yang tinggal bersama orang tuanya di Desa Clebung, Kecamatan Bubulan, Kabupaten Bojonegoro, Jatim. Dia harus pulang dari RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, sebelum lukanya sembuh karena kedua orang tuanya yang menunggui saat rawat inap itu, tak punya biaya hidup di rumah sakit.
Karenanya, Brigjen TNI Wardiyono,S.IP,MBA atau yang akrab disapa Mas Biyon itu, bersedia membantu biaya hidup orang tua Adika saat menunggui anaknya saat rawat inap di rumah sakait. Tapi sayang, Adika yang masih duduk dibangku Klas 3 SDN Clebung II itu, yang baru masuk opname Sabtu (27/8/2016) itu, hanya di rawat inap hingga Selasa (30/8/2016) karena menurut pihak rumah sakit Adika sudah bisa berobat jalan. Padahal luka Adika masih cukup lebar dan bernanah.
“Adika baru 4 (empat) hari dirawat dengan Program KIS yaitu melalui BPJS akan tetapi oleh pihak RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, sudah menyuruh pasien untuk pulang, dengan alasan agar Adika berobat jalan saja. Padahal, lukanya masih cukup lebar dan bernanah. Sehingga pihak keluarga merasa kecewa, dengan pelayanan rumah sakit tersebut,” kata Suprianto Heru, yang diutus oleh Mas Biyon mengurus segala keperluan Adika itu.
Mengingat lukanya Adika belum sembuh, maka Mas Biyon meminta agar Suprianto Heru atau yang biasa disapa Mas Antok itu, untuk memindahkan Adika ke rumah sakit swasta yang ada di Bojonegoro. Akhirnya, Adika dibawa dan dirawat Inap di Rumah Sakit Muna Anggita yang berada di Jl Ahmad Yani, Jambean, Sukorejo, Bojonegoro itu.
Adika di rawat di Lantai II Wijaya Kusuma A4, dengan ditangani dr Asyhari. Adika yang masuk Selasa (30/8/2016) hingga Minggu (11/9/2016) kondisinya sudah mulai membaik. Lukanya sudah mulai mengecil dan segera sembuh.
“Lukanya sudah membaik, jaringan kulitnya sudah terbentuk. Perkiraan seminggu lagi, luka Adika sudah sembuh total. Kita lakukan perawatan ekstra agar pasien lekas sembuh dan bisa sekolah lagi,” kata dr Asyhari saat ditemui rakyatnesia.com di sela-sela pemeriksaan Adika, Minggu (11/9/2016).
Sementara itu, Mas Biyon saat menjenguk Minggu (11/9/2016) langsung meminta kepada perawat Rumah Sakit Muna Anggita itu, untuk melakukan perawatan dan ditunggui oleh pria asli Cah Ngujo, Kalitidu, Jonegoro itu.
“Tolong, diberikan perawatan yang baik mas. Adika harus di rawat disini hingga sembuh total,” tegas Mas Biyon.
Kepada perawat dan dihadapan kedua orang tua Adika, Mas Biyon menyampaikan bahwa semua biaya pengobatan dan biaya hidup kedua orang tua Adika dia yang menggungnya.
Mas Biyon yang berpangkat jenderal bintang satu itu, dengan telaten menunggui Adika saat diobati lukanya. Walaupun Adika menangis dan menjerit-jerit saat diambil perbannya, Mas Biyon dengan tekun menunngui disampingnya sambil memegang tangan Adika. Tangan Adika itu, seakan-akan member isyarat jika dia tak mau ditinggal oleh orang yang sudah membiayai pengobatan dirinya itu.
“Adika harus kuat, biar lekas sembuh sehingga bisa sekolah dan bisa bermain-main dengan teman-temanya lagi. Adika tetap harus rawat inap hingga lukanya benar-benar sembuh total. Nanti kalau sudah sembuh Pak Lek (Mas Biyon) belikan sepeda,” kata Mas Biyon sambil memberikan motivasi kepada Adika agar mau diobati lukanya, sehingga bisa lekas sembuh.
Padahal, hari itu Mas Biyon memiliki agenda cukup banyak. Namun, dia mau menunggui pengobatan Adika hingga usai. Dimana, luka bakar Adika ada di tangan kiri, paha kiri yang cukup lebar dan parah dan paha kanan. Ada sekitar satu jam lebih pengobatan luka Adika itu, namun Mas Biyon mau menggunggui hingga pengobatan usai.
Setelah itu, Mas Biyon pamit pada ayah Adika yaitu Ramidi (48) dan Tutik (40) ibunya, dengan menyerahkan tambahan biaya makan selama menunggui Adika di rumah sakit. Sedangkan, untuk semua biaya rumah sakit, Mas Biyon sudah memberikan uang muka kepada RS Muna Anggita dan semua biayanya akan diselesaikan saat Adika sudah sembuh dan diperbolehkan pulang nanti.
Seperti sudah diberitakan sebelumnya, bahwa Adika (11) adalah korban luka bakar di kedua pahanya dan tangan sebelah kanan itu, diakibatkan terbakar saat berada di belakang sekolahnya. Adika terkena api yang berasal dari pembakaran sampah (diyang, jawa red) yang ada tinner bekas gurunya yang mengecat pintu itu.
Saat ada anak-anak membakar sampah dan terdapat tinner bekas campuran cat pintu sekolah yang dilakukan Basuni seorang guru klas 3 SDN Clebung II. Namun, guru tersebut hanya membantu pengobatan saat di puskesmas yang tak kunjung sembuh. Hingga Adika tak diobatkan lagi karena kondisinya orang tuanya tidak mampu.
Beruntung, berita itu didengar oleh Ketua Pembina YA SMPP Bojonegoro Brigjen TNI Wardiyono atau akrab disapa Mas Biyon itu, sehingga pengobatan dan biaya makan kedua orang tua Adika semua ditanggung sama Mas Biyon. Adika akan menjalani rawat inap hingga sembuh dan kesehatanya pulih kembali. **(Kis/Red).