Memilih Netral Adalah Ciri Munafik Huruf Arab Dan Latin

© Tom Littleson


“Ah, muna kamu!”

Kalimat seperti tak jarang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari kita. Kadang orang salah kaprah memaknai munafik.  Orang yang berusaha untuk menjadi orang sholeh kadang dimaknai sebagai orang munafik.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاث إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَ إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَ إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Tanda orang munafik itu tiga apabila ia berucap berdusta, jika membuat janji berdusta, dan jika dipercayai mengkhianati” (HR Al-Bukhari, Kitab Iman, Bab Tanda-tanda Orang Munafik, no. 33 dan Muslim, Kitab Iman, Bab Penjelasan Sifat-Sifat Orang Munafik, no. 59).

Seharusnya ciri tersebut tidak untuk menunjuk ke seseorang dengan lisan, tapi cukup untuk diketahui saja atau barangkali orang munafik itu diri kita?

Petunjuk untuk mengidentifikasi kaum munafik adalah dari ucapan lisan. Lihat QS Muhammad:30.

“Dan kalau Kami kehendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu.”

Baca ayat itu berkali-kali.

Kalimat syahadat juga memiliki konsekuensi yang harus dijalani. Perhatikan, munafik juga bersyahadat, tapi mereka menikam umat dari belakang.

Orang munafik kerap mengaku orang beriman. Tapi ternyata tidak ada iman di dalam dadanya.

Kaum munafik menipu Allah. Cek QS. An-Nisa:142.

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka[10]. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit.”

Bagaimana dengan kita?

Sudahkah kita terjauhkan dari perbuatan menipu Allah?

Bersikap netral dalam pertarungan rakyatnesia haq dan batil, itu juga salah satu ciri munafik.

Kaum munafik enggan menampakkan kekafiran mereka. Maka mereka menyerang ajaran agama secara tak langsung. Kita pun menjumpai itu zaman masa kini.

Adanya kaum munafik sangat membantu kaum kafir dalam bermanuver. Kaum munafik selalu bersembunyi. Jika orang kafir menang, mereka bermunculan menampakkan diri.

Orang munafik pun gembira ketika kaum muslimin kalah. Senang ketika musuh menang. Al Auza’i berkata: orang beriman sedikit bicara dan banyak amalnya. Orang munafik banyak bicara dan sedikit amalnya.

Cek kembali, termasuk ke dalam ciri di atas kah kita? Semoga kita tidak klaim netral tapi sejatinya berpihak kepada kelaliman. Ia tak tegas pada kebenaran.

Wallahua’lam. [@paramuda/BersamaDakwah]

 

Exit mobile version