Sedekah Bumi Desa Gununganyar Gelar Tahlil, Manakib, Wayang Kulit dan Tayub

TUBAN (Rakyat Independen) – Ada istilah menyebut : “Desa Mawa Cara, Negara Mawa Tata”. Yang artinya : “masing-masing desa memiliki adat dan budayanya, sedang negara memiliki tata aturannya sendiri”.

Dalam perspektif yang lebih luas, makna istilah tersebut juga dapat diartikan pengejawantahan dari ke-Bhinekaan bangsa Indonesia. Yang memiliki beragam budaya, beragam adat, beragam agama, namun tetap bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Setidaknya, itulah yang terwujudkan dalam acara sedekah bumi warga Desa Gununganyar, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Jatim, yang digelar selama dua hari yakni Selasa dan Rabu (6-7/09/2016).

Acara dimulai Selasa malam dengan agenda tahil seluruh warga yang dilanjutkan dengan manakib, mulai pukul 19.00 – 20.00 wib. Mengambil tempat di Sendang Ngerong.

Keesokan harinya, yakni hari Rabu digelar wayang kulit, namun hanya berlangsung pukul 11.00 – 13.00 wib saja. Selanjutnya diteruskan dengan Pagelaran Tayub, yang berlangsung di Sendang Mbes-Mbes.

Menurut Pak Karsidi, warga Desa Gununganyar yang ditemui rakyatnesia.com mengatakan, rangkaian acara sedekah bumi ini memang merupakan adat budaya sejak puluhan tahun silam. Seluruh warga desa menyambut gembira dan berduyun-duyun menghadiri semua acara.

“Jadi, seluruh warga desa menghadiri tahlil, manakib, nonton wayang kulit dan juga tayub,” ujarnya dengan bangga. Bahwa Desa Gununganyar selalu guyub rukun tak ada perpecahan. **(Muji/Kis).

Exit mobile version