SMP Negeri 1 Ngraho, Laksanakan Belajar Secara Luring, di Balai Desa Jumok

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (RAKYATNESIA.COM) – Sejumlah Siswa SMP Negeri Ngraho, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, terpaksa belajar secara Daring atau secara Luring, di Balai desa Jumok, Ngraho, Selasa (1/9/2020).

Kegiatan tersebut dibimbing oleh Mulyono yang didapuk menjadi Kordinator Kegiatan Belajar secara Luring. Hal itu dilakukan, selama Pandemi Covid-19 ini, sebab anak dituntut untuk belajar secara Daring atau secara Luring, karena sinyal internet di daerah mereka tidak lancar,       

Subedjo Kepala Sekolah  SMPN 1 Ngraho mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan  untuk menindaklanjuti Pelajaran PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Sebab, ternyata dari sejumlah siswa-siswi yang bersekolah di SMPN 1 Ngraho yang tinggal di wilayah Kecamatan Kecamatan Ngraho itu, tidak semuanya bisa menerima belajar secara Daring

karena ada beberapa Daerah yang sinyalnya Sulit seperti Desa Sugihwaras, Desa Luwihaji kemudian di Daerah selatan seperti Desa Meduri dan lain sebagainya, sehingga beberapa anak yang harus diberi Pelajaran Secara Luring.

Masih menurut Subedjo, belajar dengan system Luring dberikan kepada siswa-siswi yang tinggal di wilayah yang ada jaringan selulernya.

“Bagi anak-anak yang berada di luar jaringan sehingga tidak bisa belajar Daring. Maka, kita adakan dengan system Luring yaitu dengan menghadirkan beberapa guru pembimbing dan koordinatornya untuk mendatangi anak-anak untuk belajar seperti yang dilakukan di Balai desa Jumok, Kecamatan Ngraho ini,” ungkapnya.

Lanjut Pak Bedjo – demikian, Kasek SMPN 1 Ngraho itu, akrab disapa – dalam system Luring itu Gurunya datang tiap-tiap kelompok belajar Luring didatangi oleh 4 Guru Mata Pelajaran (maple) dari sekolah.

Ditambahkan, untuk kegiatan Luring itu telah memetakan ada 6 daerah pelaksanaan Luring, tiap-tiap kelompok dihadiri oleh 4 Guru Mata Pelajaran berbeda tentunya bervariasi mulai dari Kelas 7, 8 dan 9.

Kepada rakyatnesia.com Kepsek SMPN 1 Ngraho Subedjo berharap mudah-mudahan dengan pembelajaran Luring ini juga berkesan bagi anak-anak juga untuk meringankan beban orang tuanya.

Terutama bagi mereka yang nggak punya Handphone (HP) dan tak punya Paketan sehingga anak-anak bisa menerima pelajaran secara Luring itu. Namun demikian tetap dalam pelaksanaan Luring dengan memperhatikan Protokoler Kesehatan.

“Dalam proses Luring tersebut, tetap harus memperhatikan Protokol Kesehatan yakni, Cuci Tangan, Jaga Jarak dan Pakai Masker. Selalu menjaga Kebersihan dan menghindari kerumunan antara yang satu dengan yang lain,” katanya sambil berharap.

Adapun jadwal Luring itu tidak lama, yaitu diberi waktu 3 jam pelajaran yang dimulai pukul 7:30 WIB dan diakhiri pukul 10:30 WIB, dengan durasi waktu tiap Mapel diberi waktu 1 jam atau 60 menit.

Usai memberikan pelajaran, para Bapak, Ibu Guru kembali ke kantor sekolah, sambil melakukan pengecekan tugas-tugas yang diberikan kepada anak-anak sehingga semuanya berjalan dengan baik. 

**(Yan/Adv).

Bagikan

Also Read