Sinopsis Film Mile 22, Iko Uwais Katanya Sempat Disuruh Beradegan Tanpa Busana

HIburan – Sinopsis Film Mile 22, Iko Uwais Katanya Sempat Disuruh Beradegan Tanpa Busana, Salah satu bintang laga asal Indonesia yang sudah mencicipi film Internartional adalah ko Uwais, Di tahun 2018 ini , Iko kembali mendapatkan kesempatan bersanding dengan Hollywood dan menjadi pemeran utama di Film Mile 22.

Ia memang sudah ditawari sejak 2015. Namun filmnya sempat mandek lantaran jadwal Mark Wahlberg, aktor besar Hollywood yang bakal bermain bersama Iko di film itu, bentrok dengan Transformers. Baru tahun lalu Iko syuting, dan Mile 22 tayang Agustus ini.

Penantian bertahun-tahun tak sia-sia. Meski baru pertama menjadi pemain utama dan beradu akting dengan artis-artis besar Hollywood, aksi Iko boleh dibilang semakin menjanjikan. Ia seakan tak ingin menyia-nyiakan kesempatannya mewakili Indonesia di Hollywood.

Bersanding dengan sejumlah bintang Hollywood tak membuat bintang The Raid itu tenggelam. Bisa dibilang Iko justru berhasil mencuri panggung dibanding pemeran utama lainnya.

Lihat saja tepuk tangan, elu-eluan dan histeria penggemar saat Iko promosi Mile 22 di Amerika Serikat beberapa waktu lalu. Ia bahkan selalu diikutkan wawancara media asing.

Baca juga : Akun Instagram Via Vallen Mendadak Hilang, Begini Alasan Si Pedangdut tersebut

Ini sejalan dengan niat sutradara Peter Berg yang memang ingin menonjolkan Iko dalam filmnya. Ia bahkan mengatakan bahwa tujuan awal menggarap film itu adalah Iko. Namun hal itu juga yang tampaknya membuat Berg kemudian abai dengan aspek serta posisi pemeran lain.

Mereka seolah dibayang-bayangi karakter Iko.

Karakter lain jadi tampak membosankan. James Silva, yang diperankan Wahlberg dan seharusnya tampok menonjol, justru terasa cerewet, hingga terdengar menyebalkan dan membosankan. Dialognya terlalu monoton dan kurang unsur komedi.

Penggalian latar belakang karakter lain pun terasa nanggung. Agen Alice yang diperankan Lauren Cohan misalnya, diceritakan rela meninggalkan anaknya demi terlibat dalam misi itu. Bahkan, ia terancam tak dapat bertemu dengan putrinya kembali karena kehilangan hak asuh.

Sayang, gambaran itu tampak kurang kuat. Padahal jika ikatan emosinya dieksplorasi lebih dalam bisa menambah kuat cerita, meski tak terlalu berhubungan dengan alur utama.

Cerita besar Mile 22 adalah tentang penyelundupan seorang polisi sekaligus informan penting CIA dari sebuah negara fiktif bernama Indocarr City. Polisi bernama Li Noor itulah yang diperankan Iko. Ia ‘mengkhianati’ pemerintah yang disebutnya “jahat” dan memilih membongkar informasi penting pada CIA dengan satu syarat: bawa dirinya pergi dari situ.

Dibantu Silva, Alice dan timnya Noor diselundupkan dari Kedutaan Amerika Serikat negara itu ke pesawat yang sudah menantinya di bandara terdekat. Jarak antarkeduanya 22 mil.

Namun perjalanan ke sana sama sekali tak mulus. Sejumlah aral lintang dihadapi, termasuk dari pemerintah yang ingin merebut Li Noor kembali dengan melancarkan serangan demi serangan. Di satu sisi, itu semakin meyakinkan bahwa Li Noor sosok kunci berharga.

Mile 22 menarik karena menampilkan aksi laga ala Hollywood yang semakin kaya dengan silat khas Indonesia yang dibawa Iko. Tak perlu ditanya soal efek visual dan jalan cerita. Keduanya bisa dibilang mulus. Sayang, seakan ada beberapa aspek yang belum disampaikan.

Salah satunya pada adegan kejar-kejaran di sebuah apartemen. Adegan ini mirip dengan momen di film The Raid, hanya saja kehidupan yang digambarkan di sini agak kurang nyata.

Apartemen itu seolah kosong. Hanya satu dua penghuni yang tersorot. Kalau pun terlihat ada kehidupan, tak tampak kegentingannya. Itu terasa kurang gereget, dibanding The Raid garapan Gareth Evans yang melambungkan nama Iko, dan sekaligus menjadi referensi Berg.

Tak ada ancaman yang benar-benar seolah menghantui penghuni apartemen.

Tak ada evakuasi, penjagaan atau lainnya.

Kelak, bila benar Berg menjadikan cerita ini sebagai trilogi, diharapkan dua film selanjutnya dapat mengekplorasi poin-poin utama dari cerita, termasuk latar belakang beberapa karakter yang menjadi kunci dan lebih peduli soal detail.

Secara keseluruhan, film ini layak dinikmati, terutama dengan aksi Iko yang cukup memukau.

Mile 22 sudah dapat disaksikan di bioskop Indonesia mulai hari ini, Selasa (21/8)

Iko Uwais Sempat Diminta Tampil Tanpa Busana

Iko Uwais terlihat berakting hanya dengan celana pendek di film terbarunya, Mile 22. Ternyata sebelumnya, Iko sempat diminta Peter Berg, sutradara Mile 22, untuk melakukan adegan tersebut dalam kondisi tanpa busana, yang terinspirasi dari film Eastern Promises.

Baca juga : Drama Korea My ID is Gangnam Beauty, Paling Dinanti Berikut Fakta Dan Sinopsisnya

Hal tersebut disampaikan Ricky Siahaan, manajer Iko Uwais yang hadir mewakili artisnya, dalam acara premier film Mile 22. “Peter Berg bilang bahwa ini akan nude, Iko agak awkward, agak ‘aduh beneran nih’. Tapi ternyata enggak beneran nude. Itu bercandaan Peter Berg aja,” ujar Ricky Siahaan, ditemui di XXI Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Senin, 20 Agustus 2018.

Sejak awal Iko Uwais sudah diberi tahu bahwa dia akan melakukan adegan seperti di film Eastern Promises. Di mana pemerannya, Viggo Mortensen, memang telanjang bulat. “Di situ Iko emang udah agak bertanya-tanya, ‘tapi gue enggak telanjang bulat kayak gini kan’. Karena Iko sendiri enggak mau melakukan adegan-adegan begitu,” ujar Ricky Siahaan.

Beruntungnya, Iko Uwais memang tidak harus telanjang bulat. Adegan yang dimaksud bisa sekilas disaksikan di trailer Mile 22, saat Iko Uwais menjalani pemeriksaan medis dan tiba-tiba diserang oleh dua orang tim medis yang ternyata orang suruhan yang diminta menghabisi nyawanya.

 

Sinopsis Film Mile 22, Iko Uwais

Exit mobile version