Unik Cara Warga Maduran, Lamongan Rayakan HUT RI ke-76 Ini

moch akbar fitrianto

Bagikan

Berita Lamongan – Ibu ibu PKK dan Pemerintah Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan bekerja sama untuk menyemarakkan Hari ULang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke -76. Dalam rangka menyambut HUT RI yang masih dalam suasana pandemi kali ini, mereka menggelar kegiatan parade baca puisi dan lagu perjuangan, yang bertempat di kawasan persawahan desa dan tepi sungai bengawan, pada Minggu (15/8/2021) kemarin.

Pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes). Lebih lanjut, kegiatan parade ini dimaksudkan untuk menanamkan pembudayaan kejuangan 45 pada masyarakat Desa Parengan, utamanya dalam mengkobarkan semangat kemerdekaan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

“Parade yang kami gelar ini dengan mengangkat karya-karya puisi yang bertemakan kemerdekaan, serta menyanyikan lagu yang mengandung nilai-nilai perjuangan dan nasionalisme. Melalui media seni dan sastra ini, kami harap bisa merawat semangat kemerdekaaan untuk melawan pandemi Covid-19,” terang Kepala Desa (Kades) Parengan, Slamet Rosyidi.

Baca Juga  Berlagak Jagoan, 7 Pendekar Silat Ini Salah Hadang Orang, Yang Ternyata Anggota Polisi

Baca juga : Kuli Tewas Terjatuh Ketika Pasang Genteng Di Laren, Lamongan Ditambah Anak Kecil…

Selain itu, Kades Slamet juga mengungkapkan, bahwa kegiatan ini sengaja dihelat untuk mengenang perjuangan kemerdekan Indonesia. “Supaya generasi muda Indonesia mengerti bahwa kemerdekaan itu butuh perjuangan. Oleh karena itu, saat ini, kami bersama ibu-ibu PKK mengisi HUT RI ke 76 ini dengan parade lagu dan puisi,” ujarnya.

Terkait dengan tempat pelaksanaan parade yang berlokasi di kawasan persawahan dan tepi bengawan desa, Kades Slamet menuturkan, bahwa hal itu karena disesuaikan dengan topografi dari Desa Parengan itu sendiri. “Iya mas, masyarakat supaya tahu bahwa posisi Desa Parengan itu terletak di antara sawah dan sungai,” lanjutnya.

Tak hanya itu, dalam kegiatan parade ini masing-masing dari ibu-ibu PKK juga kompak mengenakan pakaian adat. Menurut Slamet, hal itu guna menjalin persatuan dan kesatuan, serta simbol dari kebinekaan bangsa.

Baca Juga  Jamaah Haji Lamongan Dapat Kloter Awal, Berangkat Mulai 11 Mei 2024

“Melalui pakaian adat ini, kami ingin menegaskan bahwa pentingnya masyarakat untuk menjaga persatuan, beda pendapat itu tidak masalah, tetapi yang penting tali persaudaraan itu harus kokoh dan kuat untuk membangun Indonesia ke depan,” tandas Slamet dalam keterangannya.

Dengan esensi kemerdekaan dan perjuangan Indonesia ini, Slamet berharap, masyarakat terus merawat semangatnya di tengah pandemi. Serta meski tidak ada perayaan atau karnaval yang digelar dengan meriah, semangat kemerdekaan itu tetap bersemayam di hati masyarakat. Dengan begitu, imbuh Slamet, pandemi tidak menciderai makna dan nilai yang terkandung dalam HUT RI ke-76 ini.

Sementara itu, Hani Alfi, salah satu anggota penggerak PKK Desa Parengan menyampaikan, kegiatan parade ini bertujuan untuk mewujudkan kekompakan dan kebersamaan dengan berbagai elemen di desa parengan.

“Meski dilakukan dengan sederhana, setidaknya kegiatan ini bisa mengobarkan semangat dan nasionalisme kita. Serta pesan yang ingin kita sampaikan kepada masyarakat melalui kegiatan ini bisa tersalurkan,” tutur Hani.

Baca Juga  Gempa Tuban, Menyisakan Kengerian Bagi Warga Lamongan

Terakhir, Hani mengaku, bahwa pihaknya kangen dengan kemeriahan dan riuhnya perayaan HUT Kemerdekaan RI seperti sebelum pandemi dulu. Maka, dengan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah ini, lanjut Hani, rasa kangennya pada kemeriahan bulan Agustus yang biasanya ramai dipadati kegiatan massa itu bisa terobati.

“Ibu-ibu dalam kegiatan ini ada yang mengenakan pakaian adat Madura, Bali, Jawa Tengahan, Aceh, Kalimantan, dan lain-lain. Pesan yang ingkin kita sampaikan adalah keseteraan dan menegaskan Bhineka Tunggal Ika. Meski kami kangen dengan kemeriahan HUT RI, tapi ini tidak menghalangi semangat kami selama pandemi, kita harus bisa melawan oandemi bersama,” pungkas Hani yang saat itu mengenakan pakaian adat dari Sulawesi Tenggara.(smber: beritajatim.com)

Bagikan

Also Read