Liga Arab Saudi dan MLS Amerika Serikat Memperebutkan Sergio Ramos

rakyatnesia.com – Mantan bek bintang Real Madrid dan Paris Saint Germain (PSG) yang bernama Sergio Ramos ini sedang lowong. Dan para klub dari Liga Pro Arab Saudi dan MLS di America Serikat menantikan jasanya.

Kini karier Ramos sedang dalam fase kekosongan setelah berpisah dengan PSG. Berbagai klub masih menawarkan Ramos untuk mengisi posisi belakang klubnya meskipun Ramos telah berusia 37 tahun.

Ketenarannya bisa jadi magnet uang bagi klub dan liga. Kalau pindah ke AS, ia bisa mendongkrak MLS yang baru saja kedatangan Lionel Messi. Ramos bisa menghadirkan nuansa rivalitas Barcelona dan Real Madrid di sana. MLS yang tumbuh di negara entertainment sangat membutuhkan hal itu sebagai pendongkrak bisnis. Keberadaannya sama seperti kehadiran Conor McGregor di UFC.

Klub-klub Liga Arab rupanya juga melihat potensi itu. Apalagi, mereka berada dalam momentum untuk meningkatkan popularitasnya sebagai liga “kuda hitam”.

Jika Ramos pindah ke AS, maka perhatian dunia bisa terbelah. Terdapat dua liga dengan status “kuda hitam”.

Ramos seperti Ronaldo dan Messi. Ia tak hanya memiliki reputasi sebagai pemain yang memiliki skill. Namun, namanya juga mampu mendongkrak bisnis klub maupun liga. Banyak sponsor yang tertarik dengannya.

Dengan munculnya berita tentang Lionel Messi yang meramaikan pasar jersey dan mengungguli superstar basket dan American Football seperti LeBron James dan Tom Brady, Arab Saudi harus mewaspadai potensi serupa dari pemain seperti Ramos. Popularitas Messi di AS dapat menjadi contoh nyata tentang bagaimana sepak bola bisa mengambil alih sorotan di negara yang memiliki budaya olahraga yang beragam.

Perlu diingat, Cristiano Ronaldo juga melakukan hal serupa saat pindah dari Manchester United ke Al Nassr di Liga Arab. Saat itu ia dinilai fans sebagai pemain “mata duitan”. Waktu berlalu, pemain seloyal Benzema dan Henderson pun mengikuti jejaknya

Ronaldo pun menyebut Liga Spanyol dan Liga Inggris sedang dalam kemerosotan. Liga Arab kini juga dilirik pemain-pemain bintang yang masih berusia muda. Bukan cuma mantan bintang. Jika agresivitas Liga Arab dalam belanja pemain bisa dipertahankan dalam lima atau 10 tahun ke depan, bukan tidak mungkin Liga-Liga di Eropa tergeser dalam hal popularitas dan kualitas.

Exit mobile version