Korban Tenggelam Tak Segera Ditangani Dokter, Kapolres Turun Tangan

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah lukisan nasib yang sedang menimpa Samidi (41) korban tenggelam di Tambangan Pengkol Bengawan Solo yang terjadi, Senin (1/8/2016) lalu. Betapa tidak, sudah tenggelam dan 2 (dua) hari baru ditemukan, setelah di evakuasi dan hendak di otopsi di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, malah tidak segera ditangani, diduga gara-gara keluarganya minta “keringanan biaya”.

Dari informasi yang layak dipercaya, korban tidak segera ditangani bahkan ditinggal pergi oleh dokter dan timnya itu, gara-gara pihak keluarga korban tidak memiliki biaya karena mereka adalah keluarga miskin (gakin) yang tak mampu membayar biaya otopsi dan biaya ambulance.

“Syukurlah, ada wartawan salah satu TV swasta yaitu Mas Teyeng, yang menyampaikan ke saya lewat Group WathApp (WA) Humas Polres Bojonegoro, jika korban belum ditangani dokter sehingga saya langsung bergegas menuju ke RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro,” tegas Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu Sri Bintoro, Selasa (2/8/2016) sore.

Masih menurut Wahyu SB, setelah dirinya datang, dokter sudah ada di kamar mayat untuk mulai melakukan otopsi. Menurutnya, dia sudah ketemu dengan dokter dan mengupayakan kehendak keluarga korban yang minta keringanan itu. Justru, berkat perhatian Kapolres keluarga korban dinyatakan tidak dikenai biaya apa-apa.

“Keluarga korban tidak perlu membayar biaya, besok tinggal mengurus surat keterangan tidak mampu, untuk diserahkan ke pihak rumah sakit. Karena keluarga korban memang keluarga yang tidak mampu atau keluarga miskin. Jadi mereka perlu kita bantu,” ungkapnya.

Keluarga korban merasa lega dengan pernyataan Kapolres, yang telah mengupayakan agar keluarga korban memperoleh kemudahan dalam urusan rumah sakit dan biaya ambulance yang sangat memberatkan itu.

“Pak Kapolres yang menemui Pak dokter hingga mengupayakan agar keluarga korban tidak dibebani dengan biaya rumah sakit. Saya dan teman-teman wartawan sangat prihatin dengan kondisi korban yang tidak mampu itu. Jadi, kita ikut bersyukur kepada Allah SWT dan berterima kasih kepada Pak Kaplores yang sudah turun tangan untuk menyelesaikan masalah keluarga korban itu,” kata salah Galuh Setiyadi wartawan rakyatnesia.com saat mengikuti liputan di RSUD itu.

Sekedar diketahui, Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu Sri Bintoro, merupakan figur yang sangat peduli dan peka terhadap masalah sosial di Bojonegoro ini. Sebelum membantu keluarga korban Samidi (45), Wahyu SB juga telah memberikan perhatianya terhadap Bunga – bukan nama sebenarnya – salah seorang korban kekerasan seksual yang berasal dari Sambongrejo, Kecamatan Gondang.

Bunga dibiayai selama belajar di Pondok Pesantren Ar Rasyid milik KH Alamul Huda yang berada di KHR. Mohammad Rosyid Desa Ngumpak dalem, Kecamatan Dander Bojonegoro itu. Paling tidak, Bunga akan belajar agama palin tidak sekitar 3 (tiga) tahun lamanya. Walaupun Kapolres nantinya dimutasi ke daerah lain, biaya Bunga untuk mondok, tetap akan diserahkan karena Bunga sudah resmi diajadikan anak asuh Wahyu SB beserta istri. **(Kis/Luh).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar