Kenapa Udara Dingin Akhir – Akhir Ini Di Daerah Lamongan, Bojonegoro Serta Jateng Dan Jatim

moch akbar fitrianto

Kenapa Udara Dingin Akhir – Akhir Ini Di Daerah Lamongan, Bojonegoro Serta Jateng Dan Jatim
Bagikan

Rakyatnesia.com – Kenapa Udara Dingin Akhir – Akhir Ini Di Daerah Lamongan, Bojonegoro Serta Jateng Dan Jatim, Badan Meteorologi dan Geofisika akhirnya memberikan penjelasan dengan apa yang terjadi di Indonesia, yakni cuaca/suhu yang dingin datang di waktu malam hari sampai dengan pagi.

Menurut BMKG hal tersebut wajar terjadi di puncak musim kemarau. Fenomena udara dingin ini juga tak luput dari perhatian Prof Dr Ari Fahrial Syam SpPD. Sebab, masyarakat harus mengantisipasi suhu dingin tersebut supaya tidak mengalami gangguan kesehatan, seperti mimisan, batuk pilek, dan bibir pecah-pecah sehingga menurunkan napsu makan.

“Tentu kondisi ini sangat mengganggu masyarakat yang memang sedang khawatir akan pandemi global COVID-19,” kata Ari. Oleh sebab itu, lanjut Ari, masyarakat harus dapat menyiasati udara dingin tersebut agar tetap dalam keadaan sehat. “Daya tahan tubuh tetap terjaga,” ujarnya.

Baca juga : Pemuda Asal Sumurgenuk, Babat ini Tega Aniaya Kakek Sampai Berdarah – Darah

Ari menyebut hal-hal yang dapat dilakukan guna menyiasati udara dingin tersebut;

Cuaca Dingin di Kawasan Jogja Dan jawa Tengah

Akibatnya, kita menerima lebih sedikit energi radiasi matahari dan menyebabkan cuaca menjadi lebih dingin.

“Selain itu, kalau dilihat dari keseimbangan energi di bumi, selain bersumber dari radiasi matahari, juga ada radiasi gelombang panjang yang dikeluarkan oleh bumi,” ungkapnya pada Rabu (29/7/2020)

Menurutnya, jika kondisi cenderung berawan, sebagian radiasi tersebut akan dipantulkan kembali ke permukaan bumi. Hal ini menyebabkan temperatur menjadi lebih hangat. Sementara jika cuaca cerah, radiasi tersebut akan hilang sampai ke luar angkasa sehingga temperatur menjadi lebih dingin.

Andung menjelaskan, sebenarnya cuaca dingin sendiri merupakan hal yang biasa terjadi menjelang puncak musim kemarau. Menurutnya, menurut prakiraan kondisi kemarau tahun ini cenderung lebih lembap dibandingkan kondisi rata-ratanya. Setelah tahun kemarin kemarau berkepanjangan akibat El Nino lemah, tahun ini curah hujan cenderung lebih tinggi.

“BMKG memprediksi puncak musim kemarau pada bulan Agustus sehingga bulan September sudah mulai hujan,” terangnya.

Bagikan

Also Read