Wayang Thengul Seni Pertunjukan Khas Bojonegoro

Sukisno

Wayang Thengul Seni Pertunjukan Khas Bojonegoro
Bagikan

BOJONEGORO (RAKYATNESIA) – Wayang Thengul menjadi seni pertunjukan khas Bojonegoro, Provinsi Jawa timur. Dalam perkembangannya, Thengul menjadi identitas kebudayaan dan mampu menggerakkan roda ekonomi masyarakat.

Hal itu tampak pada geliat Kampoeng Thengul di Desa Sumberjo Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro. Di sini, warga tak sekedar melestarikan wayang Thengul, tapi juga Tari Thengul hingga aneka sovenir bertema Thengul. 

Wintari salah satu penggagas Kampoeng Thengul mengatakan dengan adanya perkembangan zaman, kesenian ataupun budaya yang asli khas Bojonegoro harus terus dilestarikan. Jangan sampai hilang ditelan bumi.

Ditambahkan, bahwa Kampoeng Thengul dibentuk dengan tujuan agar generasi penerus bisa lebih mengenal Thengul. Di Desa Sumberjo, warga mendirikan Sanggar Tari Thengul.

“Alhamdulillah banyak peminat dari kalangan anak-anak untuk belajar menari Thengul khas Bojonegoro ini,” ucap Elya Ardiana, salah satu pelatih tari tersebut.

Sementara itu, Camat Margomulyo Dyah Enggarini Mukti mengatakan Kampoeng Thengul adalah sebuah dusun yang ingin memberikan nilai tambah dari seni yang sudah ada. Di kampung ini ada dalang sekaligus pembuat wayang Thengul, yaitu Mbah Sumarno.

“Oleh karena itu kami buat Kampoeng Thengul dengan upaya Thengul tidak hanya sebagai pementasan wayang. Tetapi juga mengangkat Thengul menjadi seni atau budaya yang memberikan nilai ekonomi kepada warga,” ungkap Mbak Enggar.

Selain itu, juga dapat memberi edukasi kepada generasi masa kini untuk melestarikan dan mencintai budaya khas Bojonegoro.

Wayang Thengul sendiri merupakan kesenian Bojonegoro yang mirip wayang golek. Namun ada perbedaan dari sisi cerita yang diangkat dan karakter tokohnya. Jika wayang golek mengangkat cerita dari Wayang Purwa seperti Mahabharata dan Ramayana, justru wayang Thengul banyak mengangkat cerita rakyat seperti cerita Panji serta cerita para wali. 

Wayang Thengul menggunakan perangkat boneka kayu tiga dimensi. Wayang dibalut pakaian, di mana tangan sang dalang masuk ke dalamnya. Dalang menggerak-gerakkan boneka tersebut dengan ibu jari dan jari telunjuk, sedangkan tiga jari lain memegang tangkai wayang.

**(Sumber: bojonegorokab/red).

Bagikan

Also Read