Puluhan Desa Di Lamongan Terancam Kekeringan, Bagaimana Respon BPBD Setempat ?

moch akbar fitrianto

BPBD LAmongan
Bagikan

Berita Lamongan – Puluhan Desa Di Lamongan Terancam Kekeringan, Bagaimana Respon BPBD Setempat ?, Setidaknya sudah ada 19 Desa yang ada di Kecamatan Lamongan masuk dalam daftar berpotensi besar mengalami kekeringan di musim kemarau tahubn 2018 ini. Untuk mengatasi Hal tersebut BPBD Lamongan sudah siap melakukan dropping air bersih di setiap desa yang mengalami kekeringan tersebut.

Kepala BPBD Lamongan, Suprapto mengatakan pihaknya memetakan beberapa kawasan di Lamongan yang berpotensi kekeringan.

“Dari hasil pemetaan tersebut, ada 19 desa di 10 kecamatan di Lamongan yang berpotensi mengalami kekeringan,” terang Suprapto kepada wartawan di kantornya, Jalan Veteran Lamongan, Rabu (18/7/2018).

10 Kecamatan yang sudah masuk dalam peta rawan kekeringan, jelas dia, hampir semuanya berada di wilayah selatan Lamongan. Yakni, Kecamatan Tikung, Kembangbahu, Sarirejo, Modo, Kedungpring, Sugio, Sukodadi, Sambeng, Bluluk dan Kecamatan Lamongan Kota.

“Tidak setiap tahun terjadi kekeringan, seperti tahun 2017 kemarin kita sudah siapkan, tapi tidak terjadi kekeringan. Memang cuaca itu kan tidak bisa diprediksi,” terang Suprapto.

Baca Juga  Capaian bagus, Jalur Mudik Lamongan 2024 Minim Kecelakaan

Selain memetakan potensi kekeringan, lanjut dia pihaknya juga sudah siap melakukan dropping air bersih ke daerah yang mengalami kekeringan. BPBD siaga 24 jam nonstop dengan 3 unit armada tangki untuk menyuplai air bersih jika ada permintaan dari warga melalui kades dan camat.

“Begitu ada surat masuk, segera kita drop air bersih sesuai permintaan, baik itu siang ataupun malam,” ungkapnya.

Suprapto mengatakan, hingga kini baru satu desa di Lamongan yang sudah mengajukan permintaan air bersih dan langsung dilayani oleh BPBD. Yakni, Desa Bakalanpule, Kecamatan Tikung. “Kami juga memantau kondisi embung dan waduk,” pungkasnya.

DI Glagah Air Sungai Bengawan Solo Menjadi Asin

Selain mengalami kekeringan, ternyata di Daerah Glagah, Lamongan mengalami hal yang kurang mengenakkan air sungai bengawan Solo yang biasanya dimanfaatkan untuk irigasi sawah mengalami perubahan rasa yakni menjadi asin. Ini karena masuknya aliran air laut ke aliran sungai.

Praktis, petani yang biasanya mendapatkan pasokan air dari Pintu Air Kuro kini tidak bisa dipenuhi.

Hal ini diperparah dengan kondisi sejumlah anak sungai kering lantaran dijadikan rebutan para petani untuk menambah pengairan di lahan pertanian yang baru saja ditanami padi.

Baca Juga  Sejarah Sego Boran Lamongan, Yang Sudah Ada Sebelum Indonesia Merdeka

Biasanya para petani mengandalkan pasokan air Bengawan Solo saat musim tanam padi.

Tapi lantaran air Bengawan Solo di wilayah Lak Kuro yang perbatasan wilayah Sembayat Gresik menjadi asin karena intrusi, para petani harus menerima kenyataan tanamannya rawan gagal panen.

“Mau bisa apa, air Bengawan Solo asin,” gerutu Marjan, petani Deket, Selasa (17/7/2018).

Kondisi kekurangan untuk pengairan sawah ini merata dialami para petani yang ada di sisi utara jalan nasional, minus Babat, Sekaran dan Karanggeneng.

Wilayah pertanian yang dilintasi Bengawan Jero semuanya mengalami kekurangan air.

Kepastian air Bengawan Solo mengalami intrusi hingga radius sekitar 20 kilometer diketahui saat dilakukan pembahasan mengenai kondisi keringnya air di anak sungai di Kantor Kecamatan Turi, Senin (16/7/2018) kemarin.

Para Kepala Desa di Kecamatan Turi bersama Muspika mendapat kepastian dari Dinas Pengairan yang saat itu datang di lokasi.

“Dinas Pengairan memastikan Pintu Air Lak Kuro untuk sementara tidak boleh dibuka, karena air Bengawan Solo asin,” ungkap Kades Gedongboyountung Kacamatan Turi Lamongan, Ridwan.

Baca Juga  Ketua DPRD Abdul Ghofur Bakal Calonkan Diri Sebagai Pemimpin Lamongan Di Pilkada Mendatang

Hari ini, sejumlah perwakilan bertandang ke Kantor Dinas Pengairan meminta agar dinas mengupayakan memompa air Bengawan Solo yang jauh dari intrusi.

Upaya para petani ke Dinas Pengairan mendapatkan angin segar. Dan hari ini Dinas Pengairan mengupayakan air Bengawan Solo dari aliran wilayah Kalitengah, tepatnya di Melik.

“Alat berat sudah dibawa ke Melik,” kata Ridwan

Alat berat itu untuk menormalisasi sebagian kali yang dangkal agar saat air dipompa bisa mengalir meluas dan masuk ke anak sungai.

Pompa air dengan kapasitas besar juga akan ditempatkan di Melik, selain pompa air di Mertani sudah dioperasikan.

“Tadi kita dapat kepastian dari pak Handoyo (pejabat Dinas Pengairan, red),” kata Ridwan.

Upaya dinas pengairan diharapkan akan membantu keluhan para petani yang saat ini sedang kesulitan mendapatkan pengairan untuk padi mereka.

 

Puluhan Desa Di Lamongan Terancam Kekeringan

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar