Listrik Tenaga Sampah Jatim, Bakal Dibangun di Sidoarjo

Sukisno

Bagikan

JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa timur berencana mengajukan Kabupaten Sidoarjo sebagai lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) kepada pemerintah pusat. Usulan ini merupakan tindak lanjut dari pembangunan PLTSa pertama di Indonesia yang berlokasi di Kota Surabaya. 

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menjelaskan Sidoarjo dipilih lantaran jumlah sampah di kabupaten itu cukup tinggi, yakni mencapai seribu ton per hari. Selain itu, hasil kajian dan rancangan pembangunan PLTSa juga sudah disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo. 

“Yang urgent itu Sidoarjo, mereka juga sudah bersurat ke pusat agar bisa dipilih, tapi kami tunggu mereka clear dulu perencanaannya,” ungkap Emil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/7/2019). 

Menurutnya, bila rancangan proposal perencanaan pembangunan PLTSa di Sidoarjo rampung, maka ia akan segera melaporkannya ke Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Setelah itu, Khofifah akan mengajukan usulan tersebut kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Juga  Gempa Hari Ini Di Tuban, Terasa Sampai Gedung Pemkab Lamongan, Pegawai Berhamburan

Di sisi lain, pengajuan juga akan dilakukan bila pembangunan konstruksi PLTSa Surabaya selesai dan beroperasi. “Begitu Surabaya tanda tangan PJB (Perjanjian Jual Beli dengan PLN), maka saya langsung lapor gubernur dan ditindaklanjuti,” katanya. 

Selain berencana mengajukan Sidoarjo, Emil mengatakan Pemprov juga tengah mengkaji beberapa lokasi lain untuk menjadi titik pembangunan PLTSa. Misalnya, Lamongan, Pasuruan, Malang, Jember, dan Gresik. 

Ia mengatakan pemilihan kabupaten dan kota selanjutnya akan disesuaikan dengan jumlah sampah, skala prioritas, dan keterjangkauan daerah. “Misal, ada tidak yang kemungkinan berdekatan, maka itu kami gabung saja jadi satu,” terangnya. 

Lebih lanjut ia mengatakan sengaja mengkaji beberapa kota sebagai lokasi pembangunan PLTSa demi meminimalisir jumlah sampah di provinsinya. Selain itu, agar daerah bisa berkontribusi bagi pasokan listrik negara yang dijual kepada PLN.

Baca Juga  Perahu Bocor, Nelayan Dari Brondong, Lamongan Ini Hampir Tak Terselamatkan

Sementara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan pembangunan PLTSa di kotanya sudah mencapai 80 persen. Targetnya, konstruksi bisa rampung pada November 2019 dan kemudian dilanjutkan untuk operasional. 

Sedangkan perkembangan PJB dengan PLN diperkirakan rampung pada bulan ini. “Ini kapasitas sampahnya rata-rata 1.300 sampai 1.400 ton sampah,” jelasnya. 

Untuk biaya layanan angkut sampah, Risma mengklaim biaya yang diberikan oleh pemerintah kabupaten sejatinya sudah rendah, yakni Rp90 ribu sampai Rp150 ribu per ton. Bila sudah beroperasi, ia memperkirakan PLTSa Surabaya akan menyumbang 11 Megawatt (MW) listrik kepada PLN yang selanjutnya dijual secara komersial. 

Jakarta Kebut PLTSa

Tak hanya Surabaya, DKI Jakarta juga menjadi titik awal pembangunan proyek percontohan PLTSa di Tanah Air. Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan pembangunan PLTSa di kotanya baru memasuki tahap peletakan batu pertama alias ground breaking.

“Tapi ini kami segerakan, meski konstruksinya belum mulai,” ujarnya. 

Ia menargetkan konstruksi bisa dilakukan mulai tahun ini, sehingga pembangunan rampung pada 2022. Setelah itu, langsung dilanjut dengan operasional pada tahun yang sama. 

“Nanti kapasitasnya bisa kelola 2.200 ton sampah,” tandasnya.

Baca Juga  Kecamatan Paling Sepi Di Lamongan, Ada Di Bluluk dan Sukorame

Sumber: CNN Indonesia

Bagikan

Also Read