Mencari Ibunya Di Banyuwangi, Bocah Asal Cianjur Terlatar Di Babat, Lamongan

moch akbar fitrianto

Mencari Ibunya Di Banyuwangi, Bocah Asal Cianjur Terlatar Di Babat, Lamongan
Bagikan

Berita Lamongan – Seorang Bocah berusia 14 tahun ditemukan terlantar di kawasan Babat, Kabupaten Lamongan. Diketahui anak ini berusaha mencari ibunya yang ada di Banyuwangi. Bocah itu sendiri berasal Dari Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Anak yang bernama Dian itu pergi hanya berbekal uang Rp 300 ribu, dari hasil menjual ponsel milik almarhum ayahnya.
Selama empat hari perjalanan, usaha Dian untuk menemui ibunya, yang kini tinggal bersama ayah tirinya tak membuahkan hasil. Ongkos perjalanan yang ia miliki habis, hingga akhirnya ia ditemukan tengah berjalan kaki oleh salah seorang pengurus pondok pesantren di pinggir jalan di Kabupaten Lamongan pada Rabu (15/7) dini hari sekitar pukul 01.30 WIB.

“Saya mau ke Banyuwangi bertemu dengan ibu saya. Untuk ketemu ibu, saya jual ponsel peninggalan almarhum bapak, dipakai untuk ongkos. Saya jual Rp 300 ribu,” ujar Dian saat berbincang dengan detikcom.

Baca Juga  Capaian bagus, Jalur Mudik Lamongan 2024 Minim Kecelakaan

Ia mengatakan, ongkos yang ia miliki hanya tersisa Rp 30 ribu. Sisanya ia gunakan untuk keperluan makan dan menumpang angkutan umum sekadarnya. Saat menyadari tinggal tersisa sedikit, Dian mencoba mencapai tujuannya dengan menumpang ke truk-truk yang melintas hingga mencapai daerah Babat, Lamongan.

“Saya tadinya mau minta uang dan handphone ke ibu, uangnya untuk nenek dan adik di kampung, dan ponselnya biar bisa saya pakai untuk menghubungi ibu dan uwak. Saya juga mencoba untuk kembali lagi ke (Cianjur) tapi enggak ada ongkosnya lagi,” tutur Dian.

Mendengar kabar tersebut, Aipda Purnomo dari Satlantas Polres Lamongan dan istrinya segera bergerak menjemput Dian. Kebetulan, pengurus pesantren yang pertama kali menolong Dian merupakan kerabatnya. Dari keterangan Dian, terakhir kali ia menumpang ke truk sayur dan diturunkan di lampu merah di sekitaran Babat.

Baca Juga  Alun Alun Ramai Sesak, Pada Anniversary Persela ke 57

“Saya tanya, adik dari mana ? Dia jawab saya dari Cianjur. Dia berangkat empat hari yang lalu dari Cianjur, saat ditemukan dia berjalan kurang lebih 10 KM dari titik dia diturunkan,” ujar Purnomo yang juga pendiri Yayasan Berkas Bersinar Abadi itu.

Menurutnya, saat awal ditemukan Dian menolak saat diberi makan oleh pengurus pesantren yang hendak menolongnya. Sebab, anak tersebut tetap bersikukuh untuk berangkat ke Banyuwangi. Dian pun bercerita pergi dari pondok pesantren di Cianjur tanpa meminta izin dari pengurus.

“Saya bilang, ya sudah saya antar kamu (Dian) ke Banyuwangi asal kamu tahu alamatnya. Tapi berangkatnya agak siang, saya perlu sopir biar bisa bolak-balik, takutnya enggak diterima samai bunya. Nah sambil di jalan, dia cerita apa keinginannya,” katanya.

Baca Juga  Sejarah Sego Boran Lamongan, Yang Sudah Ada Sebelum Indonesia Merdeka

“Dia enggak pernah sekolah. Saya tanya dari pondok mana, dia jawab dari pondok kecil. Tapi kalau baca dia bisa, walau mengeja. Sekarang dia sama saya di Lamongan, saya belikan baju, potong rambutnya dan carikan ponsel sambil saya cari informasi kebenarannya,” tutur Purnomo melanjutkan.

Singkat cerita, Dian akhirnya mau memenuhi tawaran Purnomo untuk kembali pulang ke Cianjur. Pasalnya, dikhawatirkan nenek, adik dan pengurus pesantren di Cianjur khawatir. “Pasti nyari kan kasihan, saya bilang ya sudah saya belikan ponsel asal kamu pulang ke Cianjur, enggak usah ke Cianjur dan dia mau,” katanya.

“Saya ada teman-teman relawan di Cianjur, adik Dian ini mau kita pulangkan. Saya dan teman-teman dari yayasan memang senang membantu orang-orang yang terlantar agar kembali pulang,” pungkasnya.

Bagikan

Also Read