Implementasi 5G di Indonesia, Tri Tunggu Alokasi Spektrum Frekuensi dari Pemerintah Rakyatnesia
Jakarta, Rakyatnesia – Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) mengungkapkan bahwa tidak akan lama lagi semakin ramai operator yang menyusul langkah komersialiasai layanan 5G tersebut. Hingga saat ini, baru dua provider yang menggelar jaringan 5G yaitu Telkomsel dan Indosat Ooredoo.
Untuk implementasi 5G di Indonesia, Indosat Ooredoo menggunakan pita frekuensi 1800 MHz atau 1,8 GHz, dengan lebar pita 20 MHz dalam rentang 1837,5 MHz sampai dengan 1857,5 MHz. Sementara Telkomsel saat ini mengoperasikan 30MHz di pita 2.300 MHz atau 2,3 Ghz.
Kemudian, Smartfren diketahui juga tengah gencar mengkebut upaya untuk memiliki layanan 5G. Smartfren juga tengah melakukan upaya merger dengan penyelenggara infrastruktur jaringan serat optic, Moratelindo guna memuluskan niatnya menggelar layanan 5G di Indonesia.
Seperti kita ketahui, Hutchison 3 Indonesia dan Indosat Ooredoo sedang dalam proses merger. Pihak Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia juga sudah memberikan keterangan resmi soal merger tersebut kepada Selular ID. Keduanya sepakat memperpanjang periode negosiasi eksklusif merger hingga 16 Agustus 2021 untuk menyelesaikan seluruh dokumentasi kontrak.
Kemungkinan besar Hutchison 3 Indonesia akan mengimplementasikan jaringan 5G setelah resmi merger dengan Indosat Ooredoo. Muhammad Ridwan Effendi, selaku Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB mengatakan kepada Selular ID bahwa pemanfaatan frekuensi 1800 dengan 2300, ekosistem 5G yang ideal sekaligus terbanyak itu ada di frekuensi 3500 Mhz atau 3.5GHz. Terlebih sudah banyak yang mengunakanya dan secara matang dimanfaatkan di neraga-negara lain.
Tri Indonesia saat ini memiliki lebar pita 2×10 MHz di frekuensi 1,8 GHz. Jika mencapai kesepakatan merger dengan Indosat Ooredoo, maka potensi lebar pita yang dimiliki di frekuensi 1,8 GHz sekitar 65 MHz.
Danny Buldansyah selaku Vice President Director, PT. Hutchison 3 Indonesia sekaligus Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) mengatakan kepada Selular ID, bahwa untuk implementasi 5G di Indonesia, Hutchison 3 Indonesia harus menunggu alokasi spektrum frekuensi dari pemerintah Indonesia.
Baca juga: Sepak Terjang 5G di Indonesia
Danny juga menyampaikan pandangannya selaku Ketua Dewan Pengawas ATSI.
“Tentunya kedua operator mempunyai rencana bisnisnya sendiri ketika merger. Adapun dampak merger sangat positif baik untuk perusahaan yang merger, untuk industri, pelanggan, serta mendukung usaha pemerintah dalam transformasi digital,” kata Danny mewakili ATSI.
Menurut Danny, sampai saat ini ATSI masih fokus dengan memberikan layanan terbaik yang terjangkau untuk semua pelanggan provider.
“Sementara jika Tri Indonesia ingin melakukan implementasi 5G di Indonesia, ATSI akan menunggu alokasi spektrum frekuensi dari pemerintah,” ungkap Danny.
sumber artikel : Selular. id