rakyatnesia.com – Bek andalan Denmark yang juga punggawa Chelsea, Andreas Christensen menyebut bahwa rekannya, Pierre-Emile Hojbjerg bisa menjadi kunci bagi negaranya untuk menghentikan ketajaman Harry Kane.
Sempat mengalami kesulitan dalam mencetak gol pada fase grup, striker Inggris, Harry Kane sepertinya menemukan form terbaiknya di babak gugur dengan torehan tiga gol dari dua laga. Mengawali koleksinya di Euro 2020 ke gawang Jerman, punggawa Tottenham Hotspur itu menambah dua gol lagi saat The Three Lions menjungkalkan Ukraina 4-0 pada laga perempat final.
Kembalinya penampilan terbaik Kane tersebut disebut bisa menjadi senjata bagi Inggris untuk menaklukkan lawan-lawan mereka di sisa turnamen, termasuk tentunya Denmark yang akan dihadapi pada partai semifinal. Namun, tim Dinamit sendiri meski mewaspadai dan mengakui kehebatan dari bomber berusia 28-tahun itu, tetapi tetap merasa optimis akan mampu meredam ketajamannya.
Rasa percaya diri dari Denmark tersebut diungkapkan oleh bek andalan mereka yang juga bermain di Liga Inggris bersama Chelsea, Andreas Christensen. Menurut pemain belakang berusia 25-tahun tersebut semua anggota tim nasionalnya mengetahui kualitas dari Kane dan memiliki ide tentang bagaimana cara untuk menghadapi sang bomber pada laga semifinal nanti.
Berbicara pada konferensi pers yang dilansir Diario AS, bagi Christensen yang bisa menjadi kunci bagi timnya untuk menghentikan striker milik Tottenham itu adalah gelandang tangguh, Pierre-Emile Hojbjerg. Menjadi rekan satu klub dari Kane, Hojbjerg dinilai memiliki beberapa petunjuk mengenai cara-cara terbaik untuk bisa meredam penyerang andalan Inggris itu.
Menurut bek Chelsea itu, semua pemain sepak bola, tidak terkecuali Kane pastinya memiliki kebiasaan tertentu di lapangan dan hal itulah yang harus diwaspadai oleh Denmark. Sang pemain berharap bahwa dia serta rekan-rekan setimnya akan bisa memanfaatkan kebiasaan-kebiasaan dari lawan mereka agar menjadi keuntungan bukan kerugian bagi tim Dinamit.
Keberhasilan dari Denmark melangkah hingga semifinal sejauh ini bisa dibilang merupakan kejutan serta sebuah kisah yang sangat heroik. Sempat dua kali kalah di fase grup setelah kehilangan Christian Eriksen karena serangan jantung di lapangan, anak asuh dari Kasper Hjulmand mampu bangkit dan memperlihatkan kualitas terbaik mereka.
sumber artikel : Gila bola.com