Bupati Bojonegoro Suyoto, Bicara Tentang Kemiskinan dan Solusinya Dalam Rakorbangdes

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (Rakyat Independen)- Menjelang akhir jabatannya, Bupati Bojonegoro Suyoto dihadapkan pada persoalan kemiskinan di wilayahnya yang dipimpinnya yaitu Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Sehingga, setiap pertemuan, orang nomor satu di Pemkab Bojonegoro itu selalu bicara tentang kemiskinan yang terjadi di Bojonegoro tersebut.

Kemiskinan itu, juga diungkapkan oleh Bupati Bojonegoro Suyoto yang didampingi Wakil Bupati Bojonegoro Setyo Hartono dan wakil ketua DPRD Sukur Priyanto, dalama acara Rapat Koordinasi Pembangunan Desa (Rakorbangdes) yang di gelar di Pendopo Malowopati Pemkab Bojonegoro, Rabu (5/7/2017).

Dalam kesempatan itu, Kang Yoto – demikian, Bupati Bojonegoro Suyoto, akrab disapa, menyampaikan kabar gembira bahwa Kabupaten Bojonegoro telah lepas dari 10 besar kemiskinan yang ada di wilayah Provinsi Jawa timur itu. Karena Bojonegoro saat telah menjadi kabupaten termiskin dengan menempati rangking ke-11.

“Kabupaten Bojonegoro yang di tahun 2016 berada di urutan ke-9 daerah termiskin di Provinsi Jawa timur, di Tahun 2017 ini telah lepas dari sepuluh besar dan berada di urutan ke-11. Selain itu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bojonegoro juga sangat menggembirakan karena mencapai angka 17 persen per tahunnya,” tegas Kang Yoto, dihadapan ratusan undangan yang memadati Pendopo Malowopati Pemkab Bojonegoro itu, Rabu (5/7/2017).

Kang Yoto, juga mengajak kepada para bakal calon bupati (Bacabup) Bojonegoro yang hendak berlaga di Pilkada Bojonegoro 2018 mendatang agar turut serta untuk memerangi kemiskinan itu.

“Wilayah Kabupaten Bojonegoro itu dulu menjadi Kabupaten termiskin di Indonesia. Selain itum ada Kabupaten Rengasdengklok, Jawa barat yang juga menjadi daerah termiskin. Yang membuat warga Bojonegoro miskin itu karena sebagian besar penduduknya petani namun sawah yang dimiliki kurang dari 0,5 hektar sehingga kita selalu miskin,” ungkap pria asal Bakung, Kanor itu.

Untuk meningkatkan pendapatan warga di Kabupaten Bojonegoro, harus menggandeng pengusaha untuk mendirikan perusahaan di desa-desa sehingga mampu mengurangi angka pengangguran dan mengurangi kemiskinan.

Masih menurut Kang Yoto. Mengenai angka kemiskinan di Bojonegoro itu bisa bertambah dan menurun ke depannya, itu tergantung sukses dan tidaknya program-program yang telah dicanangkan Pemkab Bojonegoro.

“ Ada program Gerakan Desa Sehat dan Cerdas (GDSC), pencipataan lapangan usaha dan pekerjaan dengan menarik industri masuk desa, peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan keterampilan, gerakan ayo sekolah wajib belajar 14 tahun, dan transparansi anggaran sesuai dengan implementasi open government partnership (OGP) dan masih banyak kegiatan lainnya,” ujarnya.

Guna menurunkan angka itu, tidak bisa dilakukan tanpa dukungan pengusaha. Karena pengusaha itulah yang menciptakan lapangan usaha dan pekerjaan bagi masyarakat. Sehinga dengan alasan tersebut dirinya akan memberikan kelonggaran pajak dan kemudahan perizinan bagi investor yang bersedia membuka usahanya di pedesaan.

“Sekarang saya telah membuktikan janji kampanye saya dulu, akan membangun Bojonegoro melebihi Lamongan. Sekarang giliran para calon bupati, ada apa tidak yang berani kampanye dengan motto membangun Bojonegoro melebihi Surabaya,” tantang Kang Yoto yang jabatanya bakal habis Maret 2018 itu.

Dalam Rakorbangdes tersebut, tampak hadir bacabup yang hendak berlaga dalam Pilkada Bojonegoro 2018 yakni, Setyo Hartono, yang saat ini menjabat Wakil Bupati Bojonegoro, H. Sukir, Heru Suroso, Arif Januarso, Bambang Laras Muji Satoto, Kuswiyanto dan Hj Ana Muawanah.

Perlu diketahui, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, angka kemiskikan Bojonegoro terus turun. Pada tahun 2015 lalu, jumlah penduduk miskin sebanyak 193.990 jiwa (15,71 persen) dan turun menjadi 180.990 jiwa (14,60 persen) pada 2016. Dengan penurunan tersebut menjadikan Bojonegoro berhasil keluar dari 10 besar kabupaten termiskin di Jawa Timur. **(Kis/Har).

 

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar