Kesampingkan Huawei, Malaysia Tunjuk Ericsson Sebagai Satu-satunya Pemasok Jaringan 5G Rakyatnesia
Jakarta, Rakyatnesia – Pemerintah Malaysia mengambil keputusan yang terbilang mengejutkan. Negeri Jiran itu memilih Ericsson sebagai vendor tunggal, untuk membangun dan mengelola jaringan 5G nasional dengan perkiraan investasi sebesar MYR11 miliar ($2,6 miliar).
Dengan penunjukkan itu, Malaysia berharap layanan 5G sudah akan ditayangkan di tiga kota besar pada akhir 2021.
Harian The Star melaporkan bahwa Ericsson akan mengembangkan rencana infrastruktur 5G yang mencakup jaringan inti, akses radio dan transportasi, OSS/BSS dan layanan terkelola, bersama dengan mengatur pembiayaan proyek.
Asri Hamidon, Ketua Badan Khusus Digital Nasional yang mengawasi proyek tersebut, dilaporkan merinci tujuan 5G yang akan mencakup populasi 80 persen pada 2024. Pemerintah Malaysia berencana untuk menawarkan semua operator berlisensi akses yang sama ke jaringan 5G melalui pengaturan wholesales.
Pemilihan Ericsson sebagai vendor tunggal untuk membangun jaringan 5G nasional merupakan perubahan besar dari praktik di sebagian besar negara. Umumnya setiap operator selular dapat membangun dan menyebarkan infrastrukturnya sendiri dan bebas menunjuk vendor jaringan.
Keputusan tersebut jelas menjadi pukulan besar bagi pemasok peralatan lain, terutama Huawei, yang telah memperoleh daya tarik di Malaysia. Hal itu menandakan perubahan radikal yang ditempuh Malaysia sejak dipimpin oleh PM Muhyiddin Yassin.
Seperti diketahui, sebelum penunjukkan terhadap Ericsson, Huawei berada dalam posisi terdepan pembangunan jaringan 5G di negara itu. Hal itu diperkuat pernyataan PM sebelumnya Mahatir Muhamad. Menurut Mahatir, Malaysia akan terus menggunakan produk-produk Huawei “sebanyak mungkin,” melawan tren global yang dipicu oleh kekhawatiran keamanan dan larangan AS terhadap perusahaan China.
Dalam sebuah konferensi di Tokyo, Kamis (30/5/2019). Mahathir mengakui masalah keamanan yang saat ini berkembang, tetapi mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menghalangi langkah ekspansi Huawei ke Malaysia.
“Ya, mungkin ada beberapa mata-mata. Tapi apa yang ada untuk memata-matai (tepatnya) di Malaysia? Kami adalah buku terbuka,” kata pria 93 tahun itu di forum Future of Asia.
Sejalan dengan pernyataan Mahatir, pada awal Oktober 2019, Maxis, operator nomor satu di Malaysia, menunjuk vendor China sebagai pemasok teknologi 5G.
Sebelumnya pada Februari 2019, Maxis dan Huawei menandatangani MoU untuk bekerja sama dalam uji coba 5G, dengan uji coba pertama berjalan selama enam bulan di kota Cyberjaya dan berfokus pada pita spektrum yang lebih tinggi.
Baca Juga:Counterpoint: Jaringan 5G di Indonesia Bisa Berjalan Maksimal pada 2022-2023
Operator juga meningkatkan jaringan transportnya untuk mendukung kecepatan gigabit dan memvirtualisasikan jaringan intinya. Maxis memiliki 27 persen pelanggan seluler di negara itu, sementara Digi memegang 26 persen, di depan 22 persen Celcom Axiata, data Q2 2019 dari GSMA Intelligence menunjukkan.
Namun permainan menjadi berubah, saat Muhyiddin Yassin mengumumkan rencana infrastruktur nasional, yang menurutnya akan memungkinkan operator menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi, dan memberikan layanan yang lebih baik dan lebih murah.
Dengan penunjukkan tersebut, Ericsson seperti mendapatkan durian runtuh. Demi mempercepat implementasi 5G, The Edge Markets melaporkan bahwa, Presiden dan CEO Ericsson Borje Ekholm akan bekerja dengan Badan Digital Nasional pada 5G Experience and Innovation Lab untuk mempercepat adopsi kasus penggunaan 5G
sumber artikel : Selular. id