Tekno

Ratusan Aplikasi di Google Play Store Diduga Langgar Privasi Anak Rakyatnesia

Jakarta, Rakyatnesia Studi terbaru menyebutkan sekitar 20 persen dari 500 aplikasi Android untuk anak-anak di Play Store ternyata melakukan pengumpulan data yang tidak sesuai regulasi Children’s Online Privacy Protection Act, (COPPA).

Dan mengejutkannya seperti dilaporkan XDA Developers, sejumlah aplikasi itu pun diketahui sudah diunduh sekitar 492 juta kali di Play Store.

Studi ini dilakukan oleh Comparitech yang mengulas sejumlah kebijakan privasi di tiap aplikasi Android untuk anak-anak di Play Store dan membandingkannya apakah sudah sesuai dengan regulasi dari COPPA.

Dalam studi tersebut, kebanyakan aplikasi yang kemungkinan melanggar aturan privasi ini mengumpulkan data, tapi tidak menyertakan kebijakan privasi khusus untuk anak-anak. Jadi, data tersebut dikumpulkan sama seperti data milik orang dewasa.

Baca Juga  Promo 11.11: Gitar Yamaha APX 500 dengan Diskon Besar di Blibli

Compareitech mengatakan dalam laporan, 274 aplikasi yang diulas dan menerima lencana ‘teacher approved’ ternyata 50 di antaranya melanggar regulasi COPPA. “Ini artinya aplikasi maupun kebijakan privasi yang mereka miliki berhasil melewati kontrol kualitas, meskipun melanggar standar COPPA.

Ini bukanlah kali pertama aplikasi di Google Play Store, sebelumnya Investigasi dari CyberNews menyatakan ada 103 aplikasi yang dikembangkan oleh 27 pengembang aplikasi Android diduga telah menjadi sarana pencurian data. Dugaan itu muncul setelah seratusan aplikasi itu memiliki karakteristik yang sama, bahkan beberapa memiliki kode yang sama.

Baca Juga  Promo 11.11: Gitar Yamaha APX 500 dengan Diskon Besar di Blibli

CyberNews mengatakan pengembang di balik seluruh aplikasi itu saling menyalin aplikasi satu sama lain, memindahkan aplikasi antar pengembang, mencuri aplikasi dari pengembang lain yang lebih populer di luar jaringan mereka, dan bahkan mungkin melakukan penipuan tepat di dalam layanan Google.

Melansir Tech Radar, pengembang aplikasi Android berbahaya itu memanfaatkan momentum pandemi virus corona SARS-CoV-2 (Covid-19) untuk membuat aplikasi yang meminta data tempat.

Baca Juga:Kembali Incar Pengguna Android, 8 Aplikasi Disusupi Joker

Selain itu, model bisnis pencurian data diduga dengan cara penyalinan aplikasi lain dengan cepat, mengubah aspek visual kecil untuk membuat setiap aplikasi tampak lebih unik dan meluncurkannya di bawah nama berbagai pengembang. CyberNews memperkirakan bahwa pendapatan untuk aplikasi ini bisa hampir $1 juta per bulan.

Baca Juga  Promo 11.11: Gitar Yamaha APX 500 dengan Diskon Besar di Blibli

CyberNews menyampaikan aplikasi berpotensi membahayakan data pengguna karena seluruh kebijakan privasi identik satu sama lain, yakni meminta tempat, alamat email, IMEI, hingga informasi yang tersimpan di perangkat.

sumber artikel : Selular. id

Dedi Suparman

Pecinta dunia berita entertainment dan berbagai macam film. Sudah menulis review berbagai macam film dan berita berita viral mengenai artis. Tulisan saya sudah dilihat dan disukai oleh banyak pembaca situs rakyatnesia.com

Related Articles

Back to top button