Do’a Bersama Hari Bhayangkara Ke-72 Polres Bojonegoro, Digelar di Obyek Wisata Khayangan Api

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO (RAKYAT INDEPENDEN) – Guna memperingati hari Bhayangkara ke -72, Polres Bojonegoro gelar kegiatan tradisi dan do’a bersama, di wisata Khayangan Api yang berada di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, Senin (2/7/2018).

Doa bersama untuk memperingati hari Bhayangkara yang digelar di Obyek wisata Khayangan Api dan ini merupakan kegiatan yang pertama kali, dengan diikuti oleh Wakapolres Kompol Ahmad Fauzi, para Kabag, Kasat, Kasubbag, Kasie, Perwira dan Brigadir Polres Bojonegoro.

Menurut Kapolres Bojonegoro, AKBP Ary Fadli, kegiatan itu sengaja dilaksanakan di Khayangan Api itu bertujuan untuk mengenang sejarah Kabupaten Bojonegoro. Selain itu, juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT yang telah menganugerahkan budaya dan wisata alam untuk masyarakat di Kota Ledre ini.

“Dengan digelarnya kegiatan Hari Bhayangkara di Obyek Wisata Khayangan api, memberi pesan moral kepada kita semua untuk bersama-sama merawat, menjaga dan melestarikan budaya-budaya yang kita miliki ini. Mari kita tanamkan rasa merasa memiliki dengan demikian akan timbul rasa cinta kita kepada cagar budaya Bojonegoro ini agar tetap lestari,” demikian dikatakan Kapolres Bojonegoro AKBP Ary Fadli,SIK,MH,M.Si, Senin (2/7/2018).

Ditambahkan, Khayangan Api sendiri tak lepas dari sejarah. Ada banyak cerita yang bisa diungkapkan. Salah satunya yaitu cerita tentang tokoh dari Kerajaan Tuban yang bernama Eyang Kriyo Kusumo bersama Reso Kusumo yang berasal dari kerajaan Tuban, keduanya suka melakukan pengembaraan.

Masih menurut Ary Fadli, sampai akhirnya tiba di khayangan api, keduanya masuk ke khayangan api dari arah barat, dan waktu keluar juga menuju ke arah barat. Kedua tokoh kerajaan tersebut mulai berfikir khayangan api menyimpan kekuatan ghaib yang dahsyat. Sehingga sangat cocok untuk kegiatan bertapa atau semedi.

Hasil semedi tersebut Eyang Kriyo Kusumo mendapatkan ilham dari Allah SWT untuk menjalankan perantauan ke Irian, Kalimantan lalu kembali ke Khayangan Api, Eyang Kriyo Kusumo harus membawa batu sekuatnya dan tidak memakai kendaraan apapun.

Di akhir cerita tentang Khayangan api itu, selanjutnya yang batu dibawa Eyang Kriyo Kusumo tersebut dibakar diatas api dan batu tersebut akhirnya meleleh, kemudian batu yang meleleh tersebut oleh Eyang Kriyo Kusumo dibuat pusaka berupa keris dan tombak. Keris tersebut berbentuk luk telu, jangkung, blong tengah sementara tombaknya bernama semar ndodok.

“Polres Bojonegoro adalah bagian dari warga di wilayah Kabupaten Bojonegoro sehingga di hari Bhayangkara ini, Polres Bojonegoro gelar do’a bersama di Khayangan api sekaligus untuk mengenang kembali sejarahnya, agar kita semua makin mencintai budaya dan wisata di Bumi Angling Dharma ini,” ungkapnya.

**(Kis/Red).

Bagikan

Also Read

Tinggalkan komentar