Jakarta, Rakyatnesia – Salah satu cara untuk melindungi diri kita dan masyarakat dari virus corona adalah dengan memakai masker. Masker yang digunakan pun juga tidak bisa sembarang.
Para peneliti di Harvard dan MIT telah menemukan alternatif – solusi 2-in-1 di mana mereka telah melengkapi masker dengan sensor yang dapat menguji napas pemakainya untuk COVID-19 dan dapatkan hasilnya dalam 90 menit berikutnya. Sensor ini berukuran cukup kecil, sepertinya bisa dipasang ke masker wajah biasa. Yang perlu dilakukan pemakainya adalah menghirup masker mereka selama sekitar 15-30 menit, tekan tombol pada sensor, dan setelah 90 menit hasil tes mereka akan muncul.
Tes ini tidak hanya dapat digunakan untuk mendeteksi COVID-19, tetapi juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi patogen lain seperti influenza, dan ternyata sangat tepat sehingga bahkan dapat membedakan varian COVID.
Keuntungan dari ini adalah bahwa hal itu juga relatif murah. Biaya pembuatan prototipe sekitar USD 5 atau setara Rp 70 ribuan saja, yang berarti bahwa ketika diproduksi dalam skala besar, harganya bisa jauh lebih murah.
Sayangnya masker canggih ini belum siap untuk melakukan debut komersialnya. Tetapi bahkan ketika pandemi ini berlalu, para peneliti percaya bahwa masker dengan sensor bawaan ini masih dapat berguna untuk pandemi di masa depan atau bahkan untuk penggunaan militer untuk membantu mendeteksi bahan kimia berbahaya.
sumber artikel : Selular. id