Meninggal dunia Mendadak di Sawah, Seorang Petani Asal Bareng, Ngasem Ini, Diduga Terkena Serangan Jantung

Sukisno

Bagikan

BOJONEGORO  (RAKYAT INDEPENDEN) – Orang meninggal dunia menndadak, kembali terjadi di wilayah Kabupaten Bojonnegoro, Jawa timur ini. Kali ini, dialami Pardi binn Rambbi (55) seorang petani asal Dowo, Desa Bareng RT 005, RW 002, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro.

Seorang petani bernama Pardi (55) diketahui meninnggal dunia menndadak, saat bberada di sawah miliknya yang juga berada di wilayah Desa Bareng, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Minnggu (30/6/2019), sekira pukul 13:00 WIB.

Kejadian naas itu, diketahui pertama kali oleh seorang perempuan bernama Ngaijah (50) pekerjaan tani, alamat Dusun Badong Cabe, Desa Bareng, RT 003, RW 003, Kecamatan Ngasem, yang saat itu hendak pergi ke sawah miliknya dan melintasi sawah milik korban.

Selanjutnya, ada Kasmin (50) yang beralamatkan di Dusun Tunjung, Desa Bareng, RT 002, RW 002, Kecamatan Ngasem, yang juga melintasi sawah milik korban.

Saat keduannya melintasi sawah milik korban itu, mereka melihat orang yang tergelatak dengan posisi terlentang di pematang sawah. Mengetahui hal itu, keduanya mendekati korban untuk melihat siapa sosok yang tergelatak itu sekaligus untuk memastikan kondisi korban.

Ternyata, yang tergeletak itu adalah Padi (55) yang juga tetangga mereka. Selanjutnya Ngaijah berteriak minta tolong warga yang sedang berada di sekitar lokasi kejadian, hingga datanglah Damri (45) yang juga warga setempat.

Kemudian Damri bergegas untuk melaporkan kejadian tersebut kepada keluarga korban dan kepada kepala desa Bareng, yang kemudian meneruskan laporan tersebut ke Mapolsek Ngasem.

Memperoleh laporan tersebut Kapolsek Ngasem AKP Dumas Barutu,SH, bersama anggotanya langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP (Tempat kejadian Perkara).

“Kami datang ke lokasi kejadian untuk olah TKP dan ke rumah duka bersama Tim Medis Puskesmas Ngasem, guna melakukan pemeriksaan luar, terhadap jasad korban,” ungkap Kapolsek Ngasem AKP Dumas Barutu,SH, Minggu (30/6/2019).

Masih menurut Kapolsek Ngasem, berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, diduga korban terkenan serangan jantung. Di tubuh korban tak ditemui bukti kekerasan atau penganiayaan. Diperkirakan korban sudah meninggal sejak 3 (tiga) jam, dari waktu ditemukan itu.

“Pihak keluarga korban tak mengizinkan korban di otopsi, sehingga kami minta agar keluarga korban membuat surat pernyataan bermaterai, yang isinya mereka tak mempermasalahkan atas kematian korban. Mereka menerima atas kematian korban, karena itu sudah menjadi kehendak Yang Maha Kuasa,” ujar pria yang akrab disapa Pak Dumas itu.

Selanjutnya, jasad korban langsung diserahkan kepada keluarganya untuk segera dikebumikan.

Sementara itu, berdasarkan penuturan Sidik yang juga anak korban, bahwa sehari sebelum kejadian itu. Korban sempat mengeluh sesak nafas dan dadanya terasa nyeri namun korban tidak mau diajak periksa ke dokter.

“Kemarin, Bapak mengeluh jika dadanya terasa sakit dan sesak nafas. Saya tawari mau  saya antar antar periksa ke dokter tapi Bapak tak mau. Bilangnya nggak apa-apa. Ternyata, hari ini Bapak meninggalkan kita semua untuk selamanya,” ujarnya, dengan nada perlahan.

**(Kis/Red).

Bagikan

Also Read