rakyatnesia.com – Tampil dahsyat di fase gugur untuk Belanda, Georginio Wijnaldum kemudian menampilkan performa bapuk di fase yang krusial bagi negaranya yang akhirnya harus tersingkir cepat di Kejuaraan Eropa musim panas ini.
Ketika memutuskan pergi dari Liverpool di akhir kontraknya pada 30 Juni 2020 mendatang, Georginio Wijnaldum sempat menghebohkan saat dia yang dikabarkan sudah sepakat gabung Barcelona tiba-tiba membelot ke Paris Saint-Germain yang menawarkan uang jauh lebih banyak.
Menurut laporan Fabrizio Romano, gelandang 30 tahun itu digaji PSG senilai Rp 172 Milyar per tahun, jauh dari yang ditawarkan Barcelona atau pendapatannya di Liverpool yang dikabarkan cuma senilai Rp 67 Milyar per tahun menurut beberapa laporan.
Tapi melihat bapuknya performa Georginio Wijnaldum di laga yang lebih besar dan penting, mungkin kini Barcelona akan bahagia batal mendatangkan gelandang Liverpool itu dan PSG mungkin menyesal sudah memberinya gaji luar biasa bagi pemain yang sudah berkepala tiga.
Selama kekalahan 0-2 dari Republik Ceko di babak 16 besar di Puskas Arena pada Minggu (27/6) WIB, untuk pertama kalinya dalam sejarah sejak Piala Eropa dan Piala Dunia (1980) Belanda gagal mencatatkan satu pun tembakan tepat sasaran dalam pertandingan.
Georginio Wijnaldum berandil besar pada performa buruk Belanda, dengan dia hanya menyelesaikan 10 operan dalam 90 menit pertandingan kontra Republik Ceko, yang paling sedikit dilakukan oleh pemain Belanda (non-kiper) yang memainkan satu pertandingan penuh di babak fase gugur Euro dalam sejarah (sejak 1980).
Georginio Wijnaldum juga gagal mencatatkan satu pun tembakan ke gawang, hanya mencatatkan akurasi umpan 67 persen, nihil dribel, nihil umpan kunci, dan hanya mencatatkan 26 sentuhan pada bola, paling sedikit kedua setelah Donyell Malen yang memang hanya bermain selama 57 menit saja.
sumber artikel : Gila bola.com