Jombang (Rakyatnesia) – Kasus positif Covid-19 di Jombang, Jawa Timur, sangat tinggi. Betapa tidak, dalam sehari penambahan kasus tersebut tembus 90 orang. Tak pelak, jumlah kecamatan yang menyandang status zona merah makin bertambah.
Berdasarkan update dari laman Dinas Kesehatan (Dinkes) Jombang, Sabtu (26/6/2021) pukul 15.00 WIB, jumlah kumulatif positif Covid-19 sebanyak 5.194 orang. Padahal sehari sebelumnya jumlah tersebut 5.104 orang. Sehingga ada penambahan 90 kasus positif. Penambahan cukup tinggi juga terjadi pada Jumat (25/6/2021), yakni ada 61 orang terkonfirmasi Covid-19.
Sehingga dalam dua hari terakhir ini terdapat penambahan 151 kasus. Penambahan tersebut hampir merata di 13 kecamatan yang dinyatakan zona merah. Masing-masing adalah Kecamatan Kabuh (14 kasus), Kesamben (16 kasus), Tembelang (13 kasus), Megaluh (19 kasus), Peterongan (13 kasus), Jombang Kota (52 kasus), Bandarkedungmulyo (15 kasus), serta Diwek (35 kasus).
Zona merah lainnya adalah Kecamatan Gudo (22 kasus), Ngoro (14 kasus), Bareng (11 kasus), Mojowarno (18 kasus), serta Mojoagung (15 kasus). Sedangkan zona oranye bertengger di lima kecamatan, yakni Plandaan (8 kasus), Kudu (10 kasus), Perak (9 kasus), Jogoroto (9 kasus), serta Sumobito (6 kasus). Kemudian zona kuning ada di dua kecamatan, yaitu Wonosalam (1 kasus) dan Ploso (3 kasus). Hanya satu kecamatan yang berstatus zona hijau, Kecamatan Ngusikan (nihil kasus).
Selanjutnya, pasien yang sembuh sebanyak 18 orang, sedangkan pasien meninggal tiga orang. Pasien positif Covid-19 yang menjalani perawatan di RS sebanyak 303 orang. Selebihnya mereka isolasi mandiri (isoman) di rumah.
Budi Winarno, Koordintor Bidang Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19 Jombang membenarkan adanya tambahan 90 kasus per hari ini. Menurutnya, hal tersebut karena Tim Satgas terus melakukan tracing atau pelacakan. “Temuan sebanyak 90 orang tersebut menandakan keberhasilan kita dalam melakukan tracing. Sebagian besar mereka menjalani isoman, karena masuk dalam OTG (orang tanpa gejala),” kata Budi ketika dikonfirmasi.
Budi mengatakan, penambahan tersebut bukan berasal dari klaster tertentu. Namun sebarannya merata antar kecamatan. Lalu, bagaimana terkait Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian kasur di RS?
“Masih aman. Karena sebelumnya kita sudah melakukan penambahan bed (kasur). Semisal di RSUD Jombang dari 106 bed ditambah menjadi 170 bed. Demikan juga dengan beberapa RS rujukan lainnya,” ujar Budi yang juga Kepala Dinas Kominfo (Komunikasi dan Informasi) Jombang ini. [suf]
sumber artikel : berita jatim.com