Bupati Bojonegoro: Penanganan Kesehatan Terintegrasi Atasi AKI dan Stunting

Sukisno

Bagikan

BERITA BOJONEGORO (RAKYATNESIA) – Bupati Bojonegoro Anna Mu’awannah memastikan pemerataan pelayanan kesehatan serta penanganan kasus kematian ibu dan bayi serta penurunan angka stunting di wilayahnya.

Hal itu, disampaikan saat memberikan sambutan di acara sosialisasi yang digelar oleh RSUD Padangan, Bojonegoro, Sabtu (25/6/2022).

Sosialisasi dihadiri oleh Bupati Bojonegoro Anna Mu’awannah, Kepala Puskesmas dan Bidan Koordinator Wilayah Kabupaten Blora, bidan koordinator, Narasumber dari RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSUD Padangan.

Dalam kata sambutanya, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awannah menyampaikan bahwa angka kematian ibu (AKI) merupakan indikator yang menggambarkan kualitas dan akses masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan di suatu negara.
Ditambahkan, bahwa data AKI di Kabupaten Bojonegoro mengalamai peningkatan selama 2 tahun terakhir.

Selain itu, angka lain yang menjadi indikator mutu pelayanan kesehatan adalah angka kematian bayi (AKB). Pada tahun 2020 jumlah kematian bayi (AKB) di Bojonegoro sebanyak 138 kasus atau 7,97 per 1.000 kelahiran hidup. AKB tahun 2020 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2019 yang mencapai 9,3 per 1.000 kelahiran hidup.

“Meskipun AKB di Bojonegoro lebih rendah dari target SDG’s yaitu 20/1000 KH, namun ada kecenderungan terus meningkat selama 9 tahun terakhir,” ucapnya.

Lanjut Bu Anna – demikian, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah, akrab disapa – pihaknya menjelaskan bahwa puskesmas merupakan fasilitas tingkat pertama memiliki tugas untuk menangani masalah kesehatan baik AKI maupun AKB serta program penanganan stunting.

“Untuk menangani masalah tersebut, maka diperlukan sistem rujukan yang mudah, sederhana dan integratif menjadi upaya prioritas yang dapat dilakukan untuk mendukung penurunan AKI, AKB dan penurunan stanting,” kata Bu Anna menegaskan.

Salah satunya inovasi RSUD Padangan yaitu program “SEHATI” atau serius hadapi angka kematian ibu dengan adanya pelayanan rujukan maternal neonatal dan pencegahan stunting pada fasilitas kesehatan jejaring.

“Dalam industri kesehatan yang diperlukan adalah membangun kepercayaan dan diiringi dengan komunikasi yang baik. Kepercayaan tersebut harus dimunculkan dari tenag medis, pola manajemen rumah sakit dan kolaborasi atau networking tanpa batas wilayah,” tutur Bupati perempuan pertama di Bumi Angling Dharma itu.

Sementara itu, dr. Rury Dewiyuniastuti dari RSUD Padangan menambahkan bahwa dengan terbentuknya inovasi program “SEHATI”

“Sehati bertujuan agar puskesmas, klinik dan praktek mandiri bidan lebih mudah dalam melakukan rujukan kasus maternal, neonatal dan stunting serta terpenuhinya standart akreditasi RSUD Padangan untuk mencapai penilaian di tahun 2022,” katanya menandaskan.

**(Sumber: bojonegorokab/Red).

Bagikan

Also Read