Puasa Arafah 2023 Kapan? Jadwalnya Simak Disini

rakyatnesia.com – Puasa Arafah dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Ini bertepatan dengan puncak ibadah haji wukuf di Arafah.

“Puasa Arafah itu harus terkait dengan Arafah. Terkait dengan tempat dan waktu Arafah. Tempat dan waktu Arafah itu Selasa (27 Juni 2023) sudah wukuf. Di sana (Arab Saudi) sudah wukuf,” kata Profesor Dr KH Ahmad Zahro MA Al Hafidz, dikutip dari kanal YouTube Zahrowy TV, Ahad (25/6/2023).

Diketahui bahwa sebelumnya PP Muhammadiyah telah menetapkan hari raya Idul Adha 1444H jatuh pada Rabu 28 Juni 2023.

Maka itu, puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah) menurut Muhammadiyah akan berlangsung pada Senin 26 Juni. Kemudian puasa Arafah (9 Dzulhijjah) hari Selasa 27 Juni 2023.

Ada perbedaan dengan penetapan dari Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama. Berdasarkan hasil sidang isbat telah dietapkan tanggal 1 Dzuhijjah 1444 Hijriah jatuh pada Selasa 20 Juni dan Idul Adha hari Kamis 29 Juni 2023 Masehi.

Dengan demikian, puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah) menurut pemerintah bertepatan dengan hari Selasa 27 Juni. Sehari setelahnya Rabu 28 Juni dikerjakan puasa Arafah (9 Dzulhijjah).

Keutamaan Puasa Arafah

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim nomor 1162)

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ . فَقَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَلا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَلا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ، إِلا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

“Tidak ada amal salih yang lebih dicintai Allah dibandingkan amal salih yang dilakukan pada 10 hari itu. Para sahabat bertanya: ‘Bagaimana dibandingkan dengan jihad fi sabilillah?’ Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: ‘Tidak pula jihad, kecuali dia berangkat jihad dengan jiwa dan harta lalu pulang dari jihadnya tidak bawa apa pun dari semua itu’.” (HR Bukhari dan At-Tirmidzi)

Lebih lanjut Imam Al-Ghazali mengungkapkan bahwa keutamaan orang yang melaksanakan puasa tarwiyah adalah ia akan mendapatkan pahala seperti pahala kesabaran Nabi Ayub Alaihissallam atas kesabaran penderitaanya. Sedangkan keutamaan orang yang melaksanakan puasa Arafah adalah ia akan mendapatkan pahala seperti pahala Nabi Isa Alaihissalam (Mukasyafatul Qulub).

Tanggal 8 Dzulhijjah (Tarwiyah) atau Yaumut Tarwiyah yang berarti Hari Menyegarkan Diri. Istilah tersebut disematkan karena pada waktu tersebut para jamaah haji melihat air setelah sebelumnya air tidak atau jarang ditemui.

Mereka berangkat ke Mina dan bermalam sebelum hari Arafah dan saat itu juga turunnya wahyu (perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala) kepada Nabi Ibrahim Alaihissallam untuk menyembelih Nabi Ismail Alaihissallam.

Sedangkan pada hari Arafah yaitu 9 Dzulhijjah, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membentangkan rahmat-Nya. Sehingga siapa saja yang berdoa memohon hajat dunia akhirat, maka Allah Ta’ala akan mengijabahinya.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ

“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah.” (HR Tirmidzi nomor 3585)

Wallahu a’lam bisshawab.

Exit mobile version