PGRI Kota Sukabumi Minta Dewan Pembina Selamatkan PGRI , Kabar Terkini

Rakyatnesia – PGRI Kota Sukabumi Minta Dewan Pembina Selamatkan PGRI Pencarian seputar Berita Nasional di dunia maya kian banyak dijalankan masyarakat Indonesia, meski sesungguhnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada artikel PGRI Kota Sukabumi Minta Dewan Pembina Selamatkan PGRI ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memandang atau membacanya. Jika anda suka dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com–Dewan Pembina PGRI Kota Sukabumi Dudung Nurullah Koswara menilai, adanya mosi tidak percaya dari para ketua PGRI provinsi esensinya adalah sejumlah pengurus PGR daerah tidak percaya kepada Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosidi.

Menurut Dudung, Unifah Rosyidi satu-satunya Ketum PB PGRI yang mendapat mosi tidak percaya dari para pengurus PGRI daerah. Jejak sejarah itu akan menempel abadi.

”Adanya Tim 9, yang muncul dari tubuh PB PGRI sendiri menjelaskan ada masalah dalam kepemimpinan Unifah Rosyidi di daerah dan internal PB PGRI,” kata Dudung dalam keterangan tertulisnya, Minggu (18/6).

Baca Juga: Alami Kendala PPDB di Jawa Timur, Hubungi Layanan Telepon Ini

Dudung menduga ada beberapa janji yang tidak ditepati Unifah Rosyidi kepada pengurus PGRI, salah satunya di PGRI Kota Sukabumi. Unifah Rosyidi pernah menjanjikan jabatan Sekjen PB PGRI kepada ketua PGRI Kota Sukabumi. Namun, tidak ditepati.

”Teriak bela pengajar, tapi faktanya dalam tubuh PB PGRI seorang pengajar dia khianati,” ucap Dudung.

Dudung mengajak semua pengurus untuk selamatkan PGRI dan pengajar. ”Jangan sampai PGRI dan pengajar jadi korban. PGRI didirikan untuk pengajar, bukan pengajar dieksploitasi untuk kepentingan sosok atau aktor di PGRI,” tutur Dudung.

Baca Juga: Wakil Wali Kota Surabaya Minta Warga Tidak Mampu Manfaatkan PPDB Jalur Afirmasi

Dia meminta Unifah Rosyidi ikhlas mundur demi menghentikan konflik yang akan terus menggelinding. ”Jangan korbankan rumah pengajar demi egoisme para tokoh. Saya berharap, Dewan Pembina PGRI dan pemerintah, jangan diam. Selamatkan PGRI, bukan selamatkan seseorang,” ungkap Dudung.

Sementara itu secara terpisah sebelumnya, Ketua Departemen Informasi dan Komunikasi PB PGRI Wijaya Winarya menuturkan, perbedaan pandangan atau sikap di sebuah organisasi adalah hal biasa. Dinamika, friksi, ataupun perbedaan pendapat antar pengurus dan berbagai kelompok kepentingan, sebatas persaingan internal. ”Biasanya diselesaikan secara internal organisasi,” kata Wijaya kepada wartawan Minggu (18/6). 

Dia mengatakan, saat ini ada manuver atau upaya tidak sesuai dengan AD/ART PGRI. ”Segelintir oknum PGRI yang mengatasnamakan provinsi dan berupaya menyoroti kepemimpinan di PB PGRI saat ini,” jelas Wijaya.

Baca Juga: Pemprov Kepri Ingatkan Sekolah Tidak Lakukan Pungli pada PPDB 2023

Mosi tidak percaya itu disuarakan Tim 9 atau sejumlah 18 orang pengurus PGRI. Salah satu penyebab keluarnya mosi tidak percaya itu adalah kepemimpinan Unifah dinilai tidak menjalankan sistem kolektif kolegial. 

Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi merespons tudingan tidak menerapkan sistem kolektif kolegial itu. pengajar besar Universitas Negeri Jakarta itu mengatakan, di PGRI ada forum rapat pleno. Dalam sebulan, minimal digelar satu kali rapat pleno. Tujuannya untuk mengambil keputusan secara bersama-sama. Hasil rapat pleno dicatat. Termasuk setiap pengurus PGRI yang hadir, diabsen.

Dikutip dari Jawa Pos

Exit mobile version