IHSG ditutup merosot, tertekan naiknya ekspektasi inflasi di AS

[ad_1]

Jakarta (rakyatnesia) – Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup melemah, seiring naiknya ekspektasi inflasi di Amerika Serikat (AS).

IHSG ditutup melemah 10,12 poin atau 0,17 persen ke posisi 6.068,45. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 7,59 poin atau 0,86 persen ke posisi 877,52.

“IHSG kembali bergerak melemah pada perdagangan hari ini setelah mayoritas indeks regional Asia yang juga bergerak bervariasi cenderung melemah. Pelemahan juga terjadi di kawasan Eropa menyusul ekspektasi inflasi AS yang meningkat di tahun ini,” kata Analis Phillip Sekuritas Dustin Dana Pramitha di Jakarta, Kamis.

Bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) dalam pernyataannya dini hari tadi memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga di level 0,25 persen sekaligus menaikkan ekspektasi inflasi di tahun ini menjadi 3,4 persen atau lebih tinggi dibandingkan prediksi pada Maret.

Baca juga: Rupiah ditutup anjlok 117 poin, pasca-proyeksi suku bunga The Fed

Sebelumnya The Fed melihat inflasi yang meningkat hanya akan terjadi sesaat, namun saat ini bank sentral AS tersebut melihat adanya peluang inflasi tumbuh konsisten di tahun ini.

Namun dalam pernyataan tersebut tidak dijelaskan lebih pasti kapan The Fed akan mulai melakukan pengurangan pembelian surat utang. Untuk proyeksi kenaikan tingkat suku bunga, para petinggi The Fed melihat adanya peluang kenaikan suku bunga sebanyak dua kali pada 2023.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia menahan tingkat suku bunga acuan atau BI-7Day Reverse Repo Rate menyusul langkah The Fed menahan Fed Fund Rate-nya.

“Bank Indonesia masih berharap dengan langkah moneter yang diambil, seperti terus membeli surat utang pemerintah dan juga kebijakan kredit yang longgar di beberapa sektor, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mampu menjaga tingkat inflasi di bawah ekspektasi tahun ini,” ujar Dustin.

Dibuka melemah, IHSG lebih banyak menghabiskan waktu di zona merah sepanjang perdagangan saham hingga akhirnya ditutup di teritori negatif.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat dengan sektor teknologi naik paling tinggi yaitu 2,05 persen, diikuti sektor perindustrian dan sektor keuangan masing-masing 0,67 persen dan 0,21 persen.

Baca juga: Saham China ditutup “rebound” dari kerugian 3 hari beruntun

Sedangkan delapan sektor terkoreksi dengan sektor energi turun paling dalam yaitu minus 1,46 persen, diikuti sektor barang konsumen primer dan sektor properti & real estat masing-masing minus 1,08 persen dan minus 0,72 persen.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp632,84 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.163.787 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 27,76 miliar lembar saham senilai Rp13,52 triliun. Sebanyak 179 saham naik, 327 saham menurun, dan 145 tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini rakyatnesia lain Indeks Nikkei melemah 272,68 poin atau 0,93 persen ke 29.018,33, Indeks Hang Seng naik 121,75 poin atau 0,43 persen ke 28.558,59, dan Indeks Straits Times terkoreksi 2,8 poin atau 0,09 persen ke 3.136,77.

Baca juga: Saham Eropa tergelincir dari rekor tertinggi, tertekan kejutan The Fed

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © rakyatnesia 2021

Sumber: https://www.antaranews.com/berita/2217142/ihsg-ditutup-merosot-tertekan-naiknya-ekspektasi-inflasi-di-as

Exit mobile version