BERITA BOJONEGORO – (RAKYATNESIA) – Ketua Dekanasda (Dewan Kerajinan nasional daerah) Jawa timur Arumi Bachsin Emil Dardak,SE, berkenan melantik Pengurus Dekranasda Kabupaten Bojonegoro, yang berlangsung di Pendopo Malowopati, Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Senin (7/6/2021).
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Arumi Bachsin Emil Dardak mengatakan, sudah sepantasnya pemerintah daerah turut memberikan komitmen untuk dapat memajukan dan menguatkan UMKM.
Lanjut Arumi Bachsin, bahwa para perajin Jawa Timur turut berperan aktif dalam mengembangkan ekonomi daerah. Usaha Mikro, Kecil, dan menengah (UMKM) menjadi tulang punggung perekonomian di Jawa Timur. Turut berkontribusi sebesar 56,94 persen terhadap produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Jawa Timur.
“Dengan dilaksanakanya Pelatikan Dekranasda Kabupaten Bojonegoro kami berharap dapat membawa dampak yang besar terhadap pembangunan industri kerajinan khususnya di Bojonegoro,” Kata Ketua Dekranasda Jatim Arumi Bachsin, saat memberikan sambutan dalam Pelantikan Dekranasda Bojonegoro itu, Senin (7/6/2021)/
Masih mneurut iatri Wagub Jatim Emil Dardak itu menambahkan, bahwa dalam kepengurusan dekranasda, tergabung 7 hingga 11 dinas dalam kepengurusan. Harapannya ketika berbicara UMKM dan IKM, program di masing-masing dinas dapat disatukan dan menjadi wadah untuk menyalurkan program serta inovasi-inovasi yang ada.
Selain itu, Arumi menggembleng para pengurus Dekranasda Kabupaten Bojonegoro untuk dapat mengambil langkah konstruktif dan juga menguatkan serta memodalkan dengan memberikan sentuhan kreatif.
“Pandemi Covid-19 bukan menjadi penghambat. Tapi memberikan ruang untuk berinovasi. Dulu para pelaku UMKM sulit belajar teknologi. Karena pandemi, mau tidak mau melek teknologi. Sekarang, pembelajaran mengenai digitalisasi lebih diterima oleh para pelaku UMKM.” Kata Arumi Bachsin menegaskan.
Seluruh dinas yang tergabung dalam kepengurusan Dekranasda Kabupaten Bojonegoro memiliki tanggung jawab dan tugas yang sama sesuai dengan porsinya masing-masing ketika berbicara mengenai UMKM, serta para perajin. Dari potensi yang ada, ada dua tatanan utama dalam pengembangan potensi yakni peningkatan kualitas dan pemasaran.
“Perlu dilakukan MO, yaitu mobilisasi dan orkestrasi. Mobilisasi terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi atau dikenal dengan internet of stage, transaksi uang elektronik, termasuk di dalamnya keberadaan market place. Sementara orkestrasi berkaitan dengan kepemimpinan yang visioner dan informatif,” jelasnya lebih lanjut.
Menyinggung Klino, Kecamatan Sekar yang menjadi desa percontohan budidaya Bunga Krisan, Arumi menanggapi dengan antusias. Dengan pusat potensi krisan berada di Jepang, Ketua Dekranasda Jawa Timur ini menyarakan agar tidak tanggung-tanggung dalam pemasaran.
“Potensi yang ada segera dimaksimalkan dan jangan tanggung-tanggung. Jika berhasil bisa diekspor ke negara yang membutuhkan,” pungkasnya.
**(Kis/Red).