Jawa Timur Penghasil Tembakau Terbanyak di Indonesia , Kabar Terkini

Rakyatnesia – Jawa Timur Penghasil Tembakau Terbanyak di Indonesia Pencarian perihal Berita Nasional di dunia online kian banyak dikerjakan masyarakat Indonesia, meski hakekatnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada Tulisan Jawa Timur Penghasil Tembakau Terbanyak di Indonesia ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian sistem penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget memandang atau membacanya. Jika anda suka dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com–Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi tembakau di Indonesia mencapai 236.900 ton pada 2022. Angka tersebut turun 9,374 dari tahun sebelumnya yang sebesar 261,4 ribu ton.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Purwanto mengatakan, Jawa Timur menjadi provinsi penghasil tembakau terbesar mencapai 110.800 ton. Dengan luas area perkebunan tembakau mencapai 101.800 hektare.

”Kabupaten Jember merupakan daerah yang terkenal sebagai penghasil tembakau di provinsi ini, Jumlah produksi tembakau di Jember mencapai 24.285 ton pada 2022,” terang Adik Dwi Purwanto.

Provinsi sentra tembakau terbesar kedua, lanjut dia, ditempati Jawa Tengah dengan produksi sebanyak 57.600 ton. Kemudian, produksi tembakau di Nusa Tenggara Barat (NTB) sebanyak 53.100 ton.

Produksi tembakau di Jawa Barat sebesar 7.400 ton. Sedangkan produksi tembakau di Aceh dan Sumatera Utara masing-masing sebanyak 2.100 ton dan 1.800 ton. Di Jogjakarta dan Lampung, produksi tembakau sama-sama sekitar 800 ton.

Adik mengungkapkan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, produksi rokok di Indonesia mencapai 323,9 miliar batang pada 2022. Jumlah tersebut menurun 3,26 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya 334,8 miliar batang.

”Penurunan produksi rokok dalam negeri pada 2022 salah satunya disebabkan kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT),” ujar Adik Dwi Purwanto.

Berdasar data Kemenkeu, lanjut dia, harga rokok di Indonesia Rp 23.361 per bungkus (isi 16 batang) tahun ini. Nilainya meningkat 13,8 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 20.523 per bungkus. Indeks kemahalan rokok pun meningkat tipis menjadi 12,2 persen pada 2022.

”Produksi rokok diperkirakan semakin menurun pada tahun depan. Pasalnya, pemerintah kembali menaikkan tarif cukai rokok sebesar 10 persen pada 2023 dan 2024,” tutur Adik Dwi Purwanto.

Secara rinci, dia menambahkan, rata-rata kenaikan tarif CHT untuk sigaret kretek mesin (SKM) I dan II sebesar 11,5-11,75 persen. Tarif CHT untuk golongan sigaret putih mesin (SPM) I dan II meningkat 11-12 persen. Sementara itu, sigaret kretek pangan (SKP) I, II, dan III, akan mengalami kenaikan tarif CHT sebesar 5 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, kenaikan CHT itu memperhatikan target penurunan prevalensi perokok anak usia 10-18 tahun menjadi 8,7 persen dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Keputusan itu juga sejalan dengan kebijakan pemerintah meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya merokok.

Dikutip dari Jawa Pos

Exit mobile version