Pimpin Apel Pengendalian Karhutla, Gubernur Jatim Bilang 4 Tahun Konsisten Turunkan Karhutla , Kabar Terkini

Rakyatnesia – Pimpin Apel Pengendalian Karhutla, Gubernur Jatim Bilang 4 Tahun Konsisten Turunkan Karhutla Pencarian seputar Berita Nasional di dunia online kian banyak dilaksanakan masyarakat Indonesia, padahal hakekatnya Berita ini akan kami bahas di artikel ini.

[quads id=10]

Pada artikel Pimpin Apel Pengendalian Karhutla, Gubernur Jatim Bilang 4 Tahun Konsisten Turunkan Karhutla ini kami ada sebagian pembahasan yang akan kalian baca disini, dan juga mempunyai sebagian cara penjelasan lain yang bakal membikin kalian terkaget mengamati atau membacanya. Jika anda senang dengan berita ini, maka bagikan dengan orang terdekat atau di media sosial kesayangan anda.

[quads id=10]

Rakyatnesia.com–Pemprov Jatim membangun kesiapan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan. Utamanya untuk memastikan kesiapsiagaan personel, peralatan, sarana dan prasarana penanganan kebakaran hutan dan lahan.

”Ada tim dari kehutanan, ada polisi hutan, ada pengelola taman nasional. Kemudian ada relawan, BPBD, BNPB tentu dikuatkan pemkab/pemkot. Tim ini menjadi penting untuk dikonsolidasikan agar terbangun kewaspadaan dan kesiapsiagaan secara seksama,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Berdasar data Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, dalam jangka waktu 4 (empat) tahun terakhir kebakaran hutan di Jawa Timur menunjukkan tren penurunan. ”Kita ingin penurunan ini terus berlanjut. Sehingga butuh komitmen bersama untuk menjaga hutan dan lahan kita. Termasuk di dalamnya bagaimana pengendalian kebakaran hutan dan lahan di area terdekat yang bisa kita lakukan,” ujar Khofifah.

Menurut gubernur, setiap kebakaran hutan dan lahan berdampak pada ekosistem keanekaragaman hayati dan meningkatnya potensi bencana alam akibat karhutla seperti banjir, longsor, dan sebagainya. Langkah-langkah antisipasi dan mitigasi dengan konsolidasi berbagai kekuatan menjadi bagian penting baik basis kabupaten/kota maupun basis desa terdekat dengan area yang dimitigasi.

”Misal Kota Batu ini sudah mulai ada kebakaran di Panderman. Dan itu tingkat kecuramannya sampai 70 derajat, pada posisi seperti ini tidak mudah kalau hanya menggunakan peralatan manual. Selain itu juga dibutuhkan keterampilan khusus. Agar efektif penanganannya dan aman secara personal,” jelas Khofifah.

Gubernur menyampaikan, kolaborasi dan koordinasi dari berbagai lintas sektor sangat diperlukan untuk mengantisipasi karhutla di Jatim. Tak terkecuali dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) yang pada 2019, dengan pertolongan water bombing sehingga bencana karhutla dapat tertangani dengan baik dan cepat teratasi.

Berbagai upaya dilakukan Pemprov Jatim untuk menangani karhutla. Di antaranya pembentukan tim satgas penanganan karhutla, rakor brigade pengendalian karhutla, pembentukan dan pembinaan masyarakat peduli api, sosialisasi pencegahan karhutla, serta koordinasi dengan stakeholder terkait.

”Upaya pencegahan lain, seperti patroli terpadu juga terus ditingkatkan. Peralatan pendukung dan personel satgas serta berbagai elemen masyarakat harus disiapsiagakan,” ujar Khofifah.

Menanggapi prediksi BMKG, pada 2023 akan lebih kering dibandingkan 2022. Gubernur terus membangun kesiapsiagaan pada tataran pengendalian. Baik hutan maupun lahan.

Dikutip dari Jawa Pos

Exit mobile version